Guru Madrasah Sesalkan Tak Masuk Program Penerimaan Satu Juta Pegawai PPPK, Mulai Siapkan Gerakan
Anggapan madrasah yang seolah tidak setara dalam sistem pendidikan, ternyata masih terjadi.
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Giri
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Anggapan madrasah yang seolah tidak setara dalam sistem pendidikan, ternyata masih terjadi.
Demikian pula dengan penghargaan umum yang menilai madrasah tidak memiliki kualitas dibanding lembaga pendidikan lainnya seperti sekolah lainnya.
Kondisi itu makin terlihat nyata terkait ada rekrutmen pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang dinilai tidak memuaskan kalangan madrasah.
Belum adanya tambahan formasi guru madrasah dalam rekrutmen PPPK tahun ini, menjadi masalah besar bagi honorer di bawah Kementerian Agama.
Ini karena guru agama, baik yang di madrasah maupun sekolah umum, lebih banyak berstatus honorer.
Dengan tidak adanya tambahan kuota formasi guru agama dan kecilnya kuota untuk madrasah, otomatis peluang mereka menjadi aparatur sipil negara (ASN) PPPK menjadi tertutup.
“Kabar baik nasib guru honorer tak kunjung tiba hingga habis batas usia pendaftaran mengikuti tes CPNS. Kebijakan moratorium penerimaan CPNS juga menjadi benturan dalam hal ini,” ujar Ketua DPD Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Indonesia Kota Bogor, Hasbulloh, melalui rilis yang diterima Trihun, Minggu (7/3/2021).
Baca juga: Gempa Bumi Terkini, Maluku Tenggara Diguncang Gempa Magnitudo 5,8, Berpotensi Tsunami?
Baca juga: Robert Alberts Punya Ekspektasi Tinggi kepada Pemain Baru Persib, Mampukah Ferdinand Menjawabnya?
Baca juga: SOSOK Nadya Arifta, Perempuan yang Gantikan Posisi Felicia Tissue di Hati Kaesang Pangarep
Menyikapi itu, Hasbulloh menggagas untuk membangun program Gerakan Guru Madrasah Jabar Juara (Gema Baru).
“Tidak perlu banyak mengeluh. Semua pasti ada jalan keluar. Karenanya kami menyusun program sebagai model berkesinambungan yang bisa diaplikasikan untuk para guru madrasah di Jawa Barat,” ujar lelaki yang biasa disapa Kang Has itu.
Melalui gagasan itu, dia mendorong pola kemandirian guru madrasah dengan melakukan peningkatan kapasitas dan kompetensi, menguatkan jaringan dan komunikasi antar madrasah sekaligus melakukan pembuktian pencapaian prestasi yang telah dicapai peserta didik dalam kelembagaan madrasah dan pesantren.
Hasbulloh berharap dapat menempatkan madrasah, guru, dan peserta didik setara dengan sekolah umum lainnya.
Itu sebabnya, Gema Baru juga memunculkan tagline “Guru Setara, Madrasah Juara” yang diharapkan dapat memicu semangat perubahan.
Hasbulloh berharap spirit perubahan ini juga dibaca oleh PGM di Jawa Barat sebagai semangat bersama memperjuangkan nasib madrasah sesuai peran PGM sebagai wadah resmi guru madrasah di Jawa Barat.
“Ini akan menjadi taktis jika diserap sebagai program Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) di Jawa Barat sebagai organisasi resmi perjuangan guru madrasah. PGM harus melakukan perubahan besar dan memaksimalkan perannya di Jawa Barat,” kata Hasbulloh.
Hasbulloh mengatakan, program ini memang akan ditawarkan bagi PGM di Jawa Barat untuk kepengurusan periode 2021-2025.