Kuncen Pesugihan Gunung Simpay: Pemuja Harus Waspada Saat Kontrak dengan Jin, Ingkar Pasti Mati

Ading (41), juru kunci lokasi pesugihan di Desa Pagundan, Kecamatan Lebakwangi, Kuningan, mengingatkan calon pencari pesugihan untuk selalu waspada.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Hermawan Aksan
tribun jabar
Misteri Lokasi Pesugihan Gunung Simpay. Juru kunci lokasi pesugihan di Desa Pagundan, Kecamatan Lebakwangi, Kuningan, tak bosan mengingatkan calon pencari pesugihan untuk selalu waspada. 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNJABAR.ID,KUNINGAN - Ading (41), juru kunci lokasi pesugihan di Desa Pagundan, Kecamatan Lebakwangi, Kuningan, tak bosan mengingatkan calon pencari pesugihan untuk selalu waspada.

Terutama mengenai pelaksanaan perjanjian atau kontrak antara pemuja dengan jin bersangkutan.

Pasalnya, kata Ading, bangsa jin selalu mengikuti kehendak yang disepakati dalam perjanjian sebelumnya.

Baca juga: SAH! Marwan-Iyos Dilantik, Warga Jayanti Sukabumi Lakukan Syukuran dan Bakar Petasan

Baca juga: VIDEO-Ratusan Anggota Polres Sukabumi Kota dan Lemdikpol Polri Mulai Dilakukan Vaksinasi Covid-19

Karena itu, tidak sedikit orang yang sudah melakukan perjanjian dalam mencari pesugihan itu ingkar janji dan berakibat fatal hingga terjadi kematian.

Menghadapi persoalan demikian, kata dia, sebaiknya perjanjian dengan bangsa jin itu dilakukan jauh di luar logika.

Sebab, ketika perjanjian dilakukan berdasarkan logika dan tidak bisa menepatinya, ini malah menjadi bumerang dan mengakibatkan kematian sehingga masuk menjadi pasukan dalam dunia atau bangsa jin tersebut.

"Pada dasarnya, ketika seseorang dalam mencari pesugihan di tempat keramat itu ada perjanjian," ujar Ading saat ditemui di rumahnya di desa setempat, Jumat (26/2/2021).

"Nah, jika janji itu dinilai masuk logika maka pemuja siap-siap menghadapi dengan terus-menerus selama hidupnya."

lokasi pesugihan di gunung simpay
Lokasi pesugihan di Gunung Simpay ()

Di samping itu, maksud perjanjian di luar logika, ini banyak dicontohkan saat melakukan perjanjian dengan bangsa jin tersebut.

"Misalnya perjanjian luar logika, Ya saya terima jika nanti kaya raya dan rumah saya gentingnya dari emas, saya pasti kabulkan atau tidak akan mengingkari perjanjian ini."

"Nah, kata-kata genting emas itu kan tak masuk akal. Jadi hal semacam itu salah satu siasatnya," katanya.

Ading mencontohkan bahwa uang dengan pecahan besar menjadi salah satu syarat melaksanakan ritual di lokasi pesugihan.

Ini semata memberikan pengetahuan kepada jin untuk melaksanakan pencarian uang yang sama dalam persyaratan tersebut.

"Terus bahasa dalam ritual saat menunjukkan uang dalam syarat tadi kurang lebih, 'Hai, jin, bantu kami carikan kertas atau barang bentuk begini."

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved