Kisah Pengrajin Langseng, Jualan Sampai Ke Keluar Kota, Tak Pulang Sampai Barang Habis
Pengrajin langseng bersaing dengan rice cooker namun tetap bertahan demi hidupi keluargan hingga ada yang jualan keluar kota
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Siti Fatimah
Tentu, kata Kardi, dengan adanya Covid 19 sangat berpengaruh terhadap para pengrajin langseng, karena yang jual langseng terbatasi.
"Ker mah ripuh aya Covid 19, ya beuki ripuh we (lagi susah ada Covid 19, ya tambah susah). Ini juga yang bikin di sini jadi saya sendiri saja," katanya.
Menurut Kardi, sebelum pandemi Covid 19, dirinya mempekerjakan 3 orang pekerja.
"Jadi yang bikin langseng di sini 4 orang, sekarang mah saya aja sendiri, pekerja mah pada pulang we. Soalnya di sini juga jadi gak ada kerjaan," tuturnya.
Baca juga: Pemkot Sukabumi Terus Tingkatkan Upaya Tangani Covid-19, Siapkan Petugas Kesehatan Khusus
Sebab kata dia, modal menjadi permasalahan, kalau orang yang punya modal ya terus aja jalan produksi.
"Kan kalau yang kerja harus tetap dibayar, walau belum keluar juga barang," ucapnya.
Seorang pekerja kata Kardi, jika buat langseng yang kecil bisa 20 langseng sehari, tinggal dikali berapa yang kerja.
"Sebab kan di sini peralatannya masih manual, gak kaya orang mesinnya tinggal pencet," kata dia.
Memang di tempatnya membuat langseng tak terlihat ada mesin elektrik, ada pun untuk melekukan bahan langseng, menggunakan mesin manual dengan cara diputar.
"Kalau sekarang, kalau lagi rajin, ya bisa 20 langseng perhari, tapi karena kondisinya gini, kadang sehari saya bikin 10 atau 15 langseng," kata Kardi.
Kardi mengaku, dengan adanya Covid 19, selain itu bahan baku langseng juga menjadi mahal. Menurutnya bahan yang digunakan (bahan seperti ) anti karat.
Baca juga: Tingkatkan Pengawasan Keselamatan Kerja, PLN UIP JBT I Gelar Kegiatan K3
"Dulu (anti karat) hanya Rp 18 ribu per kilogramnya sekarang menjadi Rp 21 ribu," ujar dia.
Dalam satu kilo bahan, kata Kardi, paling jadi dua langseng untuk yang keci dan menjadi satu langseng untuk ukuran yang besar.
"Harga langseng kecil Rp 18 ribu, untuk yang besar Rp 85 ribu," katanya.
Menurutnya hal tersebut karena membuat langseng besar lebih sulit, dan jarang pembelinya, sedangkan yang kecil lebih mudah dan banyak pembelinya.