Polisi di Bandung Pesta Narkoba
Sosok Kapolsek Astana Anyar Bandung yang Positif Sabu, Dulu Berantas Narkoba hingga Harus Masuk Got
Kapolsek Astana Anyar yang diamankan karena diduga kasus narkoba dikenal memiliki paras yang cantik dan prestasinya.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID - Kapolsek Astana Anyar yang diamankan karena diduga kasus narkoba dikenal memiliki paras yang cantik dan memiliki banyak prestasi.
Kapolsek Astana Anyar dan belasan oknum anggotanya diamankan petugas gabungan Mabes Polri dan Polda Jabar di sebuah hotel di Kota Bandung, Selasa (16/2/2021).
Mereka sempat menjalani tes urine dan hasilnya positif menggunakan narkoba jenis sabu.
Baca juga: KAPOLDA JABAR Irjen Achmad Dofiri Tegas, Polisi Wanita Kapolsek Astanaanyar Bandung Bisa Dipecat
Baca juga: Kronologi Penangkapan Kapolsek Astana Anyar Sedang Pesta Narkoba, Jaringannya Langsung Diselidiki
Kapolsek Astana Anyar dijabat oleh polisi wanita, yaitu Kompol Yuni Purwanti.
Ia lahir di Porong Sidoarjo, pada 23 Jun 1971.
Kapolsek Astana Anyar merupakan anak ketiga dari AKBP Sumardi (alm).
Ia merupakan polwan angkatan 1989.
Sebelum menjabat sebagai Kapolsek Astana Anyar, ia tercatat pernah menjadi Kasar Reserse Narkoba di Polres Bogor dan Kapolsek Bojongloa Kidul Kota Bandung.

Kapolsek Astana Anyar itu memiliki dua anak.
Ia sempat membagikan kisahnya sebagai orangtua tunggal pada 2017.
"Saya punya dua orang anak, keduanya saat ini sudah kuliah. Saya membesarkan kedua itu sendiri dan tidak merasakan kesulitan," katanya kepada TribunJabar.id di Mapolrestabes Bandung, Jumat (22/12/2017).
Berperan sebagai ayah sekaligus ibu bagi anaknya, ia tidak mengaku kesulitan.
Keuda anaknya pun paham sejak kecil bahwa ibunya adalah seorang pekerja keras.
"Anak-anak sudah paham pekerjaan saya, yang penting perhatian dan komunikasi harus tetap dijaga dengan anak-anak. Itulah hebatnya peranan seorang ibu," ujarnya.
Dari sisi karier, Kompol YPKD pernah mengungkap kasus peredaran kokain di Bogor pada 2019 lalu.
Ironisnya kini ia tersandung diduga kasus narkoba.
Saat itu ia menjabat sebagai Kanit 3 Sub Dit 2 Dit Narkoba Polda Jabar.
Untuk mengungkap kasus peredaran kokain itu, ia dan jajaran Polda Jabar menggunakan metode undecover atau menyamar selama tiga hari di daerah Cengkareng hingga Kabupaten Bogor.

"Kami mengintai selama tiga hari dan akhirnya berhasil menangkap dua orang berinisial AS dan YA. Kami membuat janji dengan pelaku untuk membeli kokain tersebut. Kami pancing dengan cara kami sendiri dan mereka sama sekali tidak tahu bahwa kami polisi," katanya, Selasa (09/4/2019).
Ia kemudian mengatakan kronologis penangkapan yang dilakukan oleh polisi. Ia menjadi satu-satunya polwan dalam penyamaran tersebut.
Menurutnya, pada 30 Maret 2019, ia dan sejumlah personel lainnya menangkap AS sekira pukul 16.00 WIB di rumah AS yang terletak di Desa Karanggan, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Dari tangan AS polisi mendapatkan 20 gram kokain.
Ia dan anggota polisi lainnya kemudian mengembangkan lagi kasus ini.
Mereka akhirnya bisa meringkus YA di dekat sebuah minimarket di wilayah Gunung Putri, Kabupaten Bogor, sekira pukul 20.00 WIB.
Harga dari kokain tersebut dikatakan YPKD ialah Rp 50 juta.
Ia mengatakan bahwa kokain merupakan jenis narkotika kelas atas (high class).
Indikasi awalnya, bahwa kokain tersebut akan diedarkan di wilayah Gunung Putri karena banyaknya vila di daerah tersebut.

"Tapi karena ini narkotika kelas atas dan mahal, maka hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengonsumsi. Ternyata di wilayah Jabar ada transaksi kokain, selama ini tidak ada. Kami masih melakukan pengembangan, pengakuan pelaku bahwa barang tersebut berasal dari Jakarta," katanya.
Saat melakukan penangkapan, ia mengatakan timnya mendapat perlawanan secara fisik, tapi prinsipnya, mereka tidak ingin targetnya lepas.
"Ya, biasalah, namanya juga orang, ya, tidak mau ditangkap, tapi kami tidak mau melepas target," katanya.
Kepada Tribun beberapa waktu lalu saat masih menjabat sebagai Kapolsek Bojongloa Kidul Kompol YPKD mengisahkan beberapa proses penangkapan yang dilakukan.
Misalnya ketika ia menjadi Kasat Reserse Narkoba di Polres Bogor.
Wanita berparas cantik itu kerap kali mengecohkan para incaran pelakunya.
Penampilan yang nyentrik, membuat ibu dua anak ini tidak mudah dikenali, apalagi oleh para pelaku narkoba.
"Aku kan memang pakaiannya seperti ini, pakai kaos, celana levis bolong, sepatu converse," kata wanita berwajah cantik ini di laman Tribunnewsbogor.com.
Kapolsek Astana Anyar itu telah menorehkan prestasi cukup baik selama menjabat sebagai Kasat Narkoba.
Baca juga: VIDEO-BREAKING NEWS Polda Jabar Amankan Kapolsek di Bandung Bersama 11 Anggotanya Terkait Narkoba
Pada 2015, ia telah mengungkap 137 kasus dengan barang bukti 5 ton ganja, 2 kilogram sabu, 25 butir ekstasi, dan 2 gram heroin.
Selama mengungkap kasus narkoba, ia kerap berkelahi dengan pelaku.
Bahkan saat berkelahi ia sempat masuk got.
"Sering ketemu berdua, pas barangnya sudah dikeluarin langsung kami lakukan penangkapan, sering sekali gontok-gontokan kaya petinju, sampai masuk got malah," ujarnya.