Mengintip Acara Ngagondang, Budaya Sunda Zaman Dulu di Pangandaran
Ngagondang merupakan kegiatan orang Sunda, ketika menumbuk padi di lisung (lesung) dengan
Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Padna
TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Ngagondang merupakan kegiatan orang Sunda, ketika menumbuk padi di lisung (lesung) dengan menggunakan halu (alu).
Hasil terpaan halunya menghasilkan suara berirama merdu saling bersahut-sahutan, itulah Ngagondang.
Seperti yang dikatakan seorang budayawan Pangandaran, Ma'arif, pada zaman dulu caranya Ngagondang itu biasanya pegangan padi Gedengan.
Kemudian di bibir ujung lubang lisung diinjak oleh kaki satu pasangan pegondang sambil padinya ditempa tempa oleh halunya.
"Biasanya, setelah si padi ditempa langsung terlepas dari Gendengan, dengan sendirinya padi akan bergeser ke pasangan pegondang ke dua di sebelahnya," kata Ma'arif saat ditemui wartawan di rumah pasir Kiara Parigi, Sabtu (6/2/2021).
• Tak Terduga, Begini Sikap Gading Marten ke Gisel yang Tersandung Kasus Video Syur, Sebut Soal Wijin
Setelah ditempa, lanjut ia, si padi pun bergeser ke pasangan pegondang ketiga, begitu juga sampai ke pegondang ke empat.
"Di si pegondang kelima, padi sudah banyak yang terlepas dari kulitnya," ucapnya.
Kemudian dipindah dan dimasukan ke lubang berdiamter 30 cm, dan ditempanya untuk lebih dibersihkan dari kulit padinya.
Pasangan pegondang ke lima, mengambil padi hasil tempaan yang kemudian ditampi memakai nyiru (alat pemisah antara dedak sekam dengan padi).
Biasanya, menempa padi sekitar dua atau tiga sangga dengan cara Ngagondang.
Dan itu akan mengajak para saudara serta tetangga yang di satu lisung itu bisa melibatkan 4 pasangan sampai delapan pasangan pegondang.
"Cuma tergantung panjangnya lisung tersebut," kata Ma'arif.
• Antisipasi Penyebaran Covid-19, Personel Satlantas Polres Cirebon Kota Jalani Rapid Test Antigen
Banyaknya jumlah sangga'an padi yang ditutu (ditekan), itu tergantung berapa benyak beras yang dibutuhkan untuk satu bulan kedepannya.
Nah, Kalau kegiatan ngagondang di acara orang yang akan hajatan atau pernikahan, itu biasa melibatkan sekitar 10 atau 15 pegondang, dengan disebut rampak Gondang.