Budayawan sampai Heran dengan Bentuk Gedung Kebudayaan di Subang: seperti Kompleks Kandang Merpati
Ia menyebut bangunan gedung kebudayaan Subang yang hingga kini belum tuntas tersebut dijuluki seperti sarang burung merpati.
Penulis: Irvan Maulana | Editor: Ravianto
Laporan Kontributor Tribun Jabar, Irvan Maulana
TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Gedung Kebudayaan yang terletak di kawasan Hutan Kota Ranggawulung Subang, dibangunan dengan bentuk yang tidak layak dan representatif.
Bahkan gedung yang kala disebut pusat kebudayaan tersebut dibangun tanpa adanya panggung.
Keanehan arsitektur bangunan tersebut bahkan menarik para seniman dan budayawan Jawa Barat untuk ikut berkomentar mengenai bangunan tersebut.
• UPDATE Anak Gugat Orangtua, Setelah Beredar Video Perkataan Kasar, Kuasa Hukum Deden Minta Damai
• Siapa Michaela Paruntu, Perempuan yang Adang & Terseret Mobil Diduga Milik Wakil Ketua DPRD Sulut
• Ini Dia Deden, Anak yang Gugat Orangtuanya Rp 3 Miliar, Siap Sujud di Kaki Kakek Koswara?
Salah satunya Seorang budayawan ternama asal Ciamis, Godi Suwarna.
Ia menyebut bangunan gedung kebudayaan Subang yang hingga kini belum tuntas tersebut dijuluki seperti sarang burung merpati.
Dikutif dari flatroom media sosial pribadinya, Godi menjelaskan penilaiannya dari segi budaya terhadap gedung tersebut, "Entah budaya apa yang digarap dan dipertunjukkan di Subang, kok gedungnya dibangun pake bambu," kata Godi dikutif dalam status media sosialnya.
Lebih lanjut Godi mendeskripsikan tentang gedung Kebudayaan tersebut, nampak deretan bangunan seperti saung ranggon (bangunan seperti panggung), "Kalau dilihat-lihat seperti kompleks kandang merpati, entah kuat berapa lama gedung kandang burung merpati itu, karena hanya terbuat dari bambu," ungkap Godi.
Sebelumnya diketahui, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Ali Rasyid saat meninjau lokasi tersebut pada Selasa (26/1/2021) menduga banyak kesalahan dalam pembangunan gedung tersebut.
Ketika diwawancara Tribun disela meninjau pembangunan gedung tersebut Ali mengatakan, tidak sepatutnya angka Rp. 6 Miliar hanya menghasilkan gedung seperti itu.
Menurut pantauan Tribun struktur kontruksi gedung tersebut 80 persen nya berbahan bambu, bahkan beberapa bagian kontruksi dari bangunan tersebut terlihat sudah lapuk, dengan kondisi yang tak terawat gedung tersebut kerap kali hanya jadi tempat mesum.
Lebih lanjut mengutip statmen media sosial Godi, bahkan dirinya memberi usulan nama untuk gedung kebudayaan tersebut, "lebih cocok dikatakan 'Subang Magical Artist Farm' jika diartikan adalah, Peternakan Seniman Sulap Subang," ujarnya.
Sebab Godi menduga akan ada jenis kebudayaan baru yang dikembangkan oleh Pemprov Jabar dan Pemkab Subang, "Mengawinsilangkan antar seniman, seniman karawitan dengan seniman senirupa dan sebagainya," paparnya lagi.
Ungkapan tersebut dikatakan Godi sebagai bentuk kekecewaan terhadap bangunan yang dibangun oleh uang APBD diatas tanah negara tersebut, pasalnya hasil pekerjaan gedung tersebut dinilai sangat mengecewakan banyak pihak, terutama para budayawan dan seniman.
Diketahui sebelumnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga membangun gedung-gedung kebudayaan di kota lain
Seperti Kota Bandung, Garut, Sumedang dan Ciamis.