Waspada Ancaman Rabun Jauh Pada Mata, Kasus Meningkat Saat Pandemi Covid-19, Banyak Bermain Gadget

Dengan adanya bekerja dari rumah dan sekolah daring serta bermain gadget intensitas dalam menatap layar ponsel lebih sering selama pandemi

Editor: Siti Fatimah
ilustrasi anak main gadget- Dengan adanya bekerja dari rumah dan sekolah daring serta bermain gadget intensitas dalam menatap layar ponsel lebih sering selama pandemi 

Jika bola mata tumbuh terlalu banyak antara usia enam dan 10 tahun, itu berarti anak lebih sulit melihat benda yang berada di kejauhan.

Rabun jauh yang parah juga meningkatkan risiko lepasnya retina, katarak akibat tekanan tinggi di dalam mata, atau bahkan kebutaan di kemudian hari.

Faktor Penurunan pengelihatan yang drastis pada anak kecil ini sangat mengkhawatirkan, mengingat kondisi itu ditentukan sejak usia dini.

Begitu seseorang mengalami rabun jauh, mereka nantinya akan tetap seperti itu.

Dalam kebanyakan kasus, rabun jauh dimulai di sekolah dasar dan meningkat seiring dengan pertumbuhan anak.

Semakin awal dimulai, semakin parah penyakit itu.

Jika bola mata tumbuh terlalu banyak antara usia enam dan 10 tahun, itu berarti anak lebih sulit melihat benda yang berada di kejauhan.

Baca juga: Pemberi Jasa Pikul Jenazah Covid-19 di TPU Cikadut Diwacanakan Jadi PHL

Rabun jauh yang parah juga meningkatkan risiko lepasnya retina, katarak akibat tekanan tinggi di dalam mata, atau bahkan kebutaan di kemudian hari.

Pendidikan Menurut the Brien Holden Vision Institute, lima miliar orang atau setengah dari populasi dunia akan mengalami rabun jauh pada pertengahan abad ini.

Di negara-negara industri, jumlah penderita rabun jauh meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir.

Bahkan ada korelasi langsung antara peningkatan kesempatan pendidikan dan penglihatan yang lebih buruk.

Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi risiko miopia.

Peningkatan ini terutama disebabkan oleh penggunaan PC, smartphone, dan tablet yang sangat awal dan intensif, dikombinasikan dengan jumlah waktu yang semakin singkat yang dihabiskan di luar ruangan pada siang hari," kata Direktur Departemen Ophthalmology di University of Munster Nicole Eter.

Baca juga: Dubes RI untuk Vatikan: Lebih Baik Jadi Solusi di Tengah Pandemi Covid-19, Bukan Sebaliknya

Negara-negara Asia memiliki angka rabun jauh usia anak-anak dan remaja di atas rata-rata dunia. Di China, empat dari lima anak muda sekarang menderita rabun jauh.

Mata butuh istirahat Orang tua harus membatasi penggunaan media digital oleh anak-anak mereka, terutama untuk kelompok usia termuda.

Sumber: Kompas
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved