Kisah Inspiratif Penyandang Kelumpuhan, Meski Serba Terbatas tapi Tak Lupa pada Anak Yatim
Meski serba terbatas, penyandang disabilitas asal Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, tetap berusaha mandiri.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Ravianto
MENGALAMI kelumpuhan pada kedua kakinya, tak membuat Ulee (33) menyerah.
Meski serba terbatas, penyandang disabilitas asal Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, tetap berusaha mandiri.
Disabilitas baginya bukan alasan untuk selalu bergantung.
KELUMPUHAN dialami Ulee saat dirinya baru saja duduk di bangku SMP.
Ia tak tahu mengapa.
Tiba-tiba saja kedua kakinya tak bisa ia gerakkan sekalipun sudah sekuat tenaga berusaha.
Karena tak bisa digerakkan, lama kelamaan kedua kakinya mengecil dan tak bisa diluruskan.
"Saya enggak ngerti apa penyebabnya," kata Ulee kepada Tribun saat dihubungi melalui telepon, Jumat pekan lalu.
Kondisi ini sempat membuatnya frustrasi.
Ulee pun mengubur dalam-dalam mimpinya untuk mengenyam pendidikan yang tinggi.
"Saya hanya lulus SD karena SMP akhirnya enggak saya terusin," kata Ulee.
Beruntung, Ulee masih memiliki orangtua yang terus mendukung dan mencukupi semua kebutuhannnya.
Dukungan itulah yang membuatnya bertahan.
Dukungan itu pula yang membuatnya berusaha bangkit dan berusaha mandiri agar tak lagi menggantungkan hidup pada orang lain.
Semangat untuk mandiri ini menguat saat Ulee belajar mendongeng.