Harga Kedelai Naik, Produksi Perajin Tahu Cibuntu Ini Malah Bertambah
Harga kedelai naik sempat membuat kelabakan para perajin tahu dan tempe. Termasuk juga Supardi. Perajin tahu di Cibuntu itu pun, merasakan dampaknya.
Penulis: Cipta Permana | Editor: Januar Pribadi Hamel
"Dan penyesuaian bentuk ukuran, dampak kenaikan harga bahan baku," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Jumat (22/1).
Menurut Asep, kenaikan tersebut dimaklumi oleh masyarakat. Masyarakat, katanya, sekarang sudah tahu bahwa tahu dan tempe harganya mulai naik.
Menurutnya, dampak mogok nasional itu pun, membuat pemerintah kembali memperhatikan kebutuhan pokok dari para perajin tempe dan tahu.
Pemerintah, katanya, berencana mengaktifkan kembali swasembada kedelai lokal, melalui upaya penanaman kedelai lokal di wilayah Sulawesi.
"Diinisiasi oleh Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian bersama para investor," katanya.
Baca juga: Ada Bisnis Angkut Peti Jenazah Korban Covid-19 di Cikadut, Namanya Tim Jasa Pikul Covid-19
Asep menambahkan, bentuk kepedulian pemerintah lainnya yaitu, menekan para importir kedelai untuk dapat menyediakan kebutuhan kedelai sebanyak 317 ribu Ton dalam kurun waktu 100 hari.
"Itu sama dengan 12,5 persen dari kebutuhan kedelai Indonesia dalam setahun," katanya.
Bahkan pemerintah pun meminta para importir menurunkan harga jual kedelai di tingkat perajin menjadi Rp 8500 per kilogram.
Meski telah terjalin komitmen, namun hingga saat ini, rencana tersebut, katanya, belum terealisasikan. (cipta permana)