Longsor di Sumedang
Warga dari 3 Desa Geruduk Kantor Perum Griya Sampurna, Desak Pengembang Bangun TPT Agar Tak Longsor
Desakan tersebut dilayangkan karena kontur tanah di Perumahan Griya Sampurna kondisinya sangat labil dan rentan terjadi longsor.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Pengembang Perumahan Griya Sampurna di Desa Sukadana, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang didesak warga untuk segera membangun tembok penahan tanah (TPT) untuk antisipasi longsor.
Selain itu, mereka juga mendesak agar pengembang memperbaiki drainase dan menanam pohon supaya lokasi tersebut bisa kembali hijau untuk antisipasi banjir bandang.
Ketua RW 13 Perumahan Griya Sampurna, Eko Sulaslo, mengatakan, desakan tersebut dilayangkan karena kontur tanah di Perumahan Griya Sampurna kondisinya sangat labil dan rentan terjadi longsor.
"Warga di Desa Cikahuripan, Desa Sukadana, dan Desa Sawah Dadap meminta pihak pengembang segera membangun TPT dan melakukan penghijauan," ujarnya saat ditemui disela aksi unjuk rasa, Minggu (24/1/2021).
Menurutnya, hal tersebut penting dilakukan karena warga dari tiga desa itu khawatir terjadi longsor seperti yang terjadi di Kampung Bojongkondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung pada 9 Januari 2021 lalu.
Longsor yang menyebabkan 40 orang meninggal dunia itu disinyalir karena Perumahan Pondok Daud dan Perumahan SBG dibangun diatas tebing yang curam.
"Tindakan warga ini merupakan kekhawatiran pasca kejadian longsor di Bojongkondang. Apalagi kontur tanah di Griya Sampurna lebih curam dari Bojongkondang," kata Eko.
Baca juga: Uang untuk Beli Herbisida Habis Dipakai Belanja, Suami Gelap Mata Aniaya Istri hingga Tewas
Atas hal tersebut, ratusan warga pun menggeruduk dan menyegel kantor pemasaran perumahan tersebut yakni PT Kresna Eka Karya Nugraha karena selama ini permintaan warga tidak pernah digubris.
"Segel akan dilepas, jika Direktur PT Kresna Eka Karya Nugraha mendatangi warga untuk berdiskusi. Jika tidak direalisasikan oleh pengembang, kami akan melakukan kembali musyawarah dengan warga," ucapnya.
Ketua RW 07 Dusun Cipareuag, Yuyun, mengatakan, pihak pengembang telah membangun bronjong di dekat pemukiman warga Cipareuag, tetapi pembangunannya tidak maksimal hingga diperiksa polisi dari Polda Jabar.
"Saat itu pengembang hanya membangun bronjong sepajang 40 meter, dan itu pun hanya di bawah. Hingga saat ini, omongan pihak pengembang tidak bisa dipercaya lagi," kata Yuyun.
Ia mengatakan, sebelum pembenahan drainase ke daerah kampungnya, terealisasi, warga meminta proyek pembangunan perumahan Griya Sampurna dihentikan dulu.
Baca juga: Semarak Indosiar, Malam Ini Konser Begadang Bareng Rhoma Irama Digelar, Ini Link Streaming-nya
"Jangan sampai menunggu ada korban dulu," ucapnya.
Sebelumnya, Marketing Perumahan Griya Sampurna, Retno mengatakan, kedatangan warga ke kantor pemasaran Griya Sampurna ini berkeinginan untuk dibangunkan drainase dan penghijauan lahan.
"Warga akan membuka segel, jika Bapak (Direktur PT Kresna Eka Karya Nugraha) mendatangi warga," ujarnya.