Pengawal Rizieq Shihab Tertawa Saat Bentrok dengan Polisi, Pengacara FPI Beri Pembelaan Begini

Kesimpulan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengenai kasus tewasnya laskar FPI mendapat tanggapan pengacara FPI.

Editor: Giri
KOMPAS.COM/FARIDA
Satu dari 58 adegan rekonstruksi penembakan laskar FPI di rest area tol Jakarta-Cikampek Km 50, Karawang, Jawa Barat, Senin (14/12/2020) dini hari. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Kesimpulan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengenai kasus tewasnya laskar FPI mendapat tanggapan pengacara Front Pembela Islam (FPI).

Dalam keterangannya, Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufik Damanik, menyebut laskar FPI tertawa-tawa saat terlibat bentrok dengan polisi pada 7 Desember 2020.

Bentrok itu menewaskan enam laskar FPI yang ketika itu sedang mengawal Rizieq Shihab.

Hariadi Nasution, pengacara FPI, menyayangkan kesimpulan yang hanya berdasarkan rekaman suara (voice note), bukan berdasarkan fakta di lapangan.

“Ya, itu kan terjadinya para laskar yang mengalami, sementara Ketua Komnas HAM itu kan dia enggak mengalami. Dia hanya mendengar rekaman voice note dan menyimpulkan hal itu dari voice note,” kata Hariadi kepada Kompas.com, Senin (18/1/2021).

“Itu sangat-sangat disayangkan sekali begitu. Masa sekelas Komnas HAM menyimpulkan dari voice note itu laskar FPI ketawa-ketawa,” ucap dia.

Baca juga: Persiapan Vaksinasi Covid-19 di Kota Sukabumi Sudah 100 Persen, Namun Masih Ada yang Ditunggu

Baca juga: Operasi Yustisi di Bundaran Linggajaya Kota Tasik, 50 Warga Terjaring, Dikasih Sanksi Sosial

Terkait adanya laskar FPI yang tertawa-tawa pada saat bentrok tersebut, menurut Hariadi, hal itu adalah usaha laskar FPI untuk tenang dalam menjaga pemimpinnya Rizieq Shihab.

Ia merasa heran dengan kesimpulan Komnas HAM yang menyebut suasana bentrok tersebut tidak mencekam hanya berdasarkan voice note.

“Itu kan kejadiannya pagi menjelang subuh ya, kalau posisi tegang, apalagi statusnya laskar, dia tetap santai, tetap enjoy, ya karena mereka juga tahu dia di dalam posisi menjaga ulama,” kata Hariadi.

“Kenapa dengan voice note saja dia bisa menyimpulkan suasana itu enggak tegang, enggak mencekam? Jadi enggak ada yang meninggal dong? Mencekamlah itu sudah pasti, berapa peluru ke dalam tubuh setiap mantan laskar itu coba,” ucap dia.

Lebih lanjut, Hariadi menilai, Komnas HAM terlalu cepat menyimpulkan apa yang menjadi temuannya tanpa melihat fakta bahwa yang meninggal ada enam orang laskar.

Ia juga menyayangkan aparat kepolisian yang pada akhirnya menembak anggota laskar FPI

“Kalau melawan laskar kayak begitu, menurut saya, enggak perlu juga dibunuh sampai kayak begitu, kan lihat sendiri jenazahnya itu kan hasil autopsinya seperti apa,” kata Hariadi.

“Petugas harus sabar, apalagi ngadepin anak-anak muda. Cara-caranya SOP-nya kan juga harus ada, misalnya ditembak peringatan atau apa biar mereka tahu ini polisi,” ucap dia.

Baca juga: Armand Maulana Tiba-tiba Ambruk Saat Salat Subuh di Masjid, Jemaah Kaget, Ini yang Terjadi Kemudian

Baca juga: Greysia Polii Menangis di Pelukan Apriyani Setelah Juara, Kakak Meninggal dan Keluarga Lawan Covid

Sebelumnya, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, ada anggota FPI yang tertawa-tawa saat terlibat bentrok dengan polisi berdasarkan informasi yang diperoleh dari rekaman voice note laskar FPI.

Halaman
12
Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved