Area Longsor Cimanggung akan Dikosongkan, Butuh Rp 200 Miliar Ganti Rumah Warga Saat Direlokasi

Pemukiman di area longsor tepatnya di kawasan Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ichsan
Tribun Jabar
Tim SAR gabungan terus mencari delapan korban yang belum ditemukan dalam longsor Cimanggung. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Pemukiman di area longsor tepatnya di kawasan Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang bakal dikosongkan secara permanen setelah longsor besar menerjang kawasan tersebut.

Rencana itu berdasarkan hasil kajian ahli geologi sekaligus instruksi dari Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Sehingga, warga terdampak akan dibangunkan rumah tinggal permanen sebagai pengganti rumah mereka yang harus dikosongkan.

Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, mengatakan, untuk membangun rumah permanen warga terdampak longsor tersebut diperkirakan akan membutuhkan anggaran sebesar Rp 200 miliar.

"Diperlukan anggaran sekitar Rp 200 miliar untuk membangun hunian tetap bagi warga yang direlokasi, dan anggaran untuk jangka pendek sebesar Rp 6 mliar," ujarnya Dony di Posko SAR Cimanggung, Minggu (17/1/2021).

Baca juga: Nyaris Jadi Korban Sriwijaya Air, Pemuda Asal Garut Tunda Beli Tiket, Harus Temui Ibu yang Khawatir

Hanya saja, kata Dony, untuk membangun hunian tetap bagi warga terdampak itu membutuhkan anggaran dan penyiapan lahan yang tidak sebentar, tetapi warga terdampak dipastikan akan direlokasi sementara dengan anggaran Rp 6 miliar.

Namun demikian, untuk menentukan berapa banyak rumah yang dibangun, Pemkab Sumedang harus memutakhirkan data korban longsor. Sampai saat ini, jumlah korban yang terdampak longsor masih terus bergerak.

"Data sementara ada 267 kepala keluarga dengan 1003 jiwa. Jumlah tersebut dimungkinkan akan terus bertambah karena pendataan masih berlangsung," katanya.

Menurutnya, relokasi permanen itu perlu dilakukan karena lahan di sekitar lokasi longsor sudah tidak layak untuk dijadikan pemukiman karena lahannya merupakan kawasan tapal kuda dan tanah gembur.

"Daerah tersebut rawan terjadi pergerakan tanah. Jika terjadi curah hujan di atas normal, akan berdampak pergerakan tanah dan akan terjadi longsor baru, dan lokasi tersebut sudah tidak layak lagi menjadi hunian," ucap Dony.

Baca juga: Jadi Pemimpin dan Seorang Ibu, Anne Ratna Mustika Tak Lupa Merawat Anak, Ini yang Dilakukannya

Setelah lahan longsor itu dikosongkan, nantinya akan ditanami pepohonan dengan akar keras dengan tujuan untuk pemulihan kembali lahan yang sudah rusak.

"Di sana akan kita hijaukan lerengnya dengan tanaman keras. Di lokasi tersebut akan kita buat vegetasinya dan reboisasinya dan kita antisipasi kemungkinan kedepannya," ucapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved