Nyaris Jadi Korban Sriwijaya Air, Pemuda Asal Garut Tunda Beli Tiket, Harus Temui Ibu yang Khawatir

Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu (9/1/2021) membuat duka mendalam bagi keluarga korban

Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Ichsan
istimewa
Yusef Maulana 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) membuat duka mendalam bagi keluarga korban dan duka bersama rakyat Indonesia.

Banyak kisah di balik peristiwa tersebut, salah satunya cerita dari Yusef Maulana (26).

Pemuda asal Tarogong Kaler, Kabupaten Garut itu batal berangkat karena harus pulang ke rumah ibunya.

Rencananya Yusef hendak berangkat ke Pontianak untuk kepentingan pekerjaan dengan tiga orang temannya. 

Ia mengaku tidak biasanya menunda pembayaran tiket, tapi saat itu karena hari Sabtu dan Minggu merupakan waktu untuk berjumpa orangtuanya, Yusef tidak cepat-cepat menyelesaikan pembayaran. 

Baca juga: Berjodoh dengan Lesti, Rizky Billar Beri Pengakuan Bijak Soal Karier yang Kini Melejit Bersama Lesti

Tim penyelam gabungan dari Ditpolairud, Polda Metro Jaya, Polda Banten dan Pas Pelopor Korps Brimob Polri membantu proses pencarian korban dan tubuh pesawat Sriwijaya Air SJ182 di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Minggu (10/1/2021).
Tim penyelam gabungan dari Ditpolairud, Polda Metro Jaya, Polda Banten dan Pas Pelopor Korps Brimob Polri membantu proses pencarian korban dan tubuh pesawat Sriwijaya Air SJ182 di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Minggu (10/1/2021). (ist)

"Pas pesan tiket saat itu saya slow respon, karena Sabtu dan Minggu adalah waktunya pulang ke rumah ibu,"kata Yusef saat diwawancarai Tribunjabar.id, Minggu (17/1/2021).

Yusef mengaku berangkat atau tidak, ia dan tim tetap akan membeli tiket karena jadwal yang serba mendadak.

"Tim saya berangkat atau tidak, tetap mau beli tiket, kemungkinan pasti berangkat karena suka dadakan," katanya.

Sempat ada firasat tidak enak dari Ibunda Yusef yang khawatir dan terus menerus menanyakan Yusef.

"Ibu minggu-minggu itu tidak enak hati, nanyain saya terus seperti yang khawatir, saya bilang ke ibu bahwa saya baik-baik saja nanti juga ke rumah," ucapnya.

Keputusan Yusef terus menunda pembayaran tiket ternyata menyelamatkannya dari musibah jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182.

"Entah kenapa saya malas waktu itu, pas saya mau membayar ternyata tiket sudah habis terjual," ucapnya.

Baca juga: Desta Putus Sekolah Terpaksa Keliling Jualan Kue, oleh Dedi Mulyadi Disekolahkan Diberi Modal Usaha

BLACKBOX DITEMUKAN-Blackbox yang berisi flight data recorder (FDR) pesawat Sriwijaya Air PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu telah ditemukan dan ditunjukkan di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021).
BLACKBOX DITEMUKAN-Blackbox yang berisi flight data recorder (FDR) pesawat Sriwijaya Air PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu telah ditemukan dan ditunjukkan di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). (VIDEO TRIBUNNEWS / IRWAN RISMAWAN)

Karena batal berangkat, akhirnya Yusef dan anak istri memenuhi janji bertemu ibunya, mereka menginap di rumah ibunya Sabtu 9 Januari, hari dimana Sriwijaya Air SJ 182 jatuh. 

Awalnya Yusef tidak menyadari pesawat yang batal dipesannya adalah Sriwijaya SJ 182, selang beberapa hari ia mulai menyadarinya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved