Longsor di Sumedang
BMKG Sebut Curah Hujan di Sumedang Cukup Tinggi, Evakuasi Korban Longsor Cimanggung Terhambat
Dengan curah hujan yang tinggi disebut akan menghambat proses evakuasi korban yang masih tertimbun longsor di Perum Pondok Daud
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jawa Barat memprediksi potensi curah hujan di Kabupaten Sumedang masih cukup tinggi.
Dengan curah hujan yang tinggi disebut akan menghambat proses evakuasi korban yang masih tertimbun longsor di Perum Pondok Daud, Kampung Bojongkondang, RT 3/10, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang.
Koordinator Data dan Informasi, BMKG Provinsi Jawa Barat, Hari Saputro, mengatakan, pihaknya memperkirakan bahwa musim hujan akan terjadi hingga April 2021 dengan curah hujan yang tinggi.
"Jika turun hujan, tentu ini akan sangat menghambat evakuasi korban karena tanah di atas masih benar-benar licin," ujarnya saat ditemui di Posko Bencana, Cimanggung, Rabu (13/1/2021).
Atas hal tersebut, lanjut dia, jika saat sore hari kondisi cuaca sudah mendung, maka evakuasi harus dihentikan terlebih dahulu karena ditakutkan terjadi longsor susulan.
"Karena sebelah barat lokasi sendiri sudah terjadi retakan," kata Hari
Baca juga: Usaha Lepas Status Tersangka Kandas, Habib Rizieq Segera Disidang, Kini Sakit-sakitan di Penjara
Sementara untuk di wilayah Jawa Barat, lanjut dia, curah hujannya rata-rata masih tinggi, terutama daerah Jawa Barat bagian Selatan dan Tengah.
"Jika yang Utara masih curah hujan sedang, termasuk Sumedang," ucapnya.
Atas hal tersebut, pihaknya mengimbau agar nasyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan lereng harus tetap waspada karena dikhawatirkan bisa terjadi banjir dan longsor.
"Jika terjadi retakan segera informasikan ke aparat terkait, biar bisa di proyeksikan," ujar Hari.
Baca juga: Tepuk Tangan Terdengar saat Seorang Tenaga Kesehatan di Bandung Terima Boks Berisi Vaksin Covid-19