Pesawat Sriwijaya Air Hilang
Titik Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 Sudah Ditemukan, tapi Bisa Pindah Karena Arus Laut Kencang
Lebih lanjut, Henri juga mengungkapkan proses pencarian pesawat Sriwijaya Air juga terbentur dengan arus laut yang kencang.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Asisten Operasi TNI AU Marsekal Muda Henri Alfiandi menyebut pihaknya telah menemukan titik lokasi yang diduga tempat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada Minggu (10/1/2021).
Seperti diketahui, Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh empat menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pukul 14:40 WIB.
Baca juga: Anomali Warna Air Laut di Lokasi Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182, Ini Penjelasan TNI AU
Baca juga: SMS Terakhir Penumpang Sriwijaya Air SJ-182 untuk Ayahanda: Ujan Deras Nian Ini
Baca juga: Foto Sayap Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Sebelum Kecelakaan yang Sempat Dikirimkan Korban ke Keluarga
Pesawat yang jatuh itu adalah Penerbangan Sriwijaya Air SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak.
Menurut data, total penumpang pesawat Sriwijaya Air adalah 50 orang.
50 orang ini terdiri dari 40 dewasa, 7 anak-anak dan 3 Bayi serta ditambah 12 orang dengan 6 kru aktif dan 6 ekstra kru.
Menurut Henri, pesawat tersebut diduga kuat terjatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Titik itu menjadi lokasi terakhir hilangnya pesawat.
"Koordinatnya 055523 south lintang timurnya 1063605, ini sama dengan laporan Popunas, titik terakhir pesawat penerbangannya, sama. Ini posisi hilang dari pantauan kita," kata Henri di Jakarta Internasional Container Terminal (JICT) II, Jakarta, Minggu (10/1/2021).
Namun, kata Henri, titik koordinat itu bisa saja meleset dari prediksi.
Hal itu karena faktor cuaca ataupun arus air di sekitar lokasi kejadian.
"Kita bisa off mungkin radius 50 sampai 100 meter dari situ. Kita bisa lihat, soalnya kalau benda jatuh di laut, itu sangat luas, dan tidak ada tanda di situ. Itu yang menyulitkan kita," ungkapnya.
Lebih lanjut, Henri juga mengungkapkan proses pencarian pesawat Sriwijaya Air juga terbentur dengan arus laut yang kencang.
"Dari mulai hari kemarin sampai sekarang diitung jatuhnya bisa 5 mil, kalau 5 knot saja bisa 5 mil per jam."
"Ada arus laut yang bisa membawa material pesawat yang pecah itu," tandasnya.