Vaksinasi Covid 19
Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang akan Disuntikkan kepada Warga Indonesia, dari Sinovac sampai Pfizer
Sebanyak 1.094 puskesmas di Jawa Barat sudah disiapkan sebagai pusat penyuntikan vaksin Covid-19.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dalam beberapa hari belakangan vaksin Covid-19 siap pakai mulai terdistribusi ke sejumlah daerah di Indonesia.
Proses distribusi tersebut merupakan bagian persiapan rencana vaksinasi gratis yang akan segera dilakukan dalam beberapa waktu mendatang setelah memperoleh izin penggunaan darurat dari BPOM dan memenuhi aspek kehalalan dari MUI.
Presiden Joko Widodo meminta pemerintah daerah untuk bersiap menjalankan program vaksinasi ini di wilayah masing-masing.
Baca juga: Gubernur Ridwan Kamil: Tak Boleh Ada yang Menolak Divaksin Covid-19, Menolak Bikin Bahaya Orang Lain
Baca juga: Walau Sudah Didistribusikan, Vaksin Covid-19 Baru Bisa Dipakai Setelah Ada EUA dari BPOM
Hal itu dikatakan saat Presiden memberikan arahan dalam rapat terbatas mengenai penanganan pandemi Covid-19 dan rencana pelaksanaan vaksinasi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/1).
"Saya minta kesiapan-kesiapan kita dalam rangka menuju vaksinasi ini betul-betul agar dicek dan dikontrol oleh para gubernur," ujarnya.
Kepala Negara menyampaikan, hingga saat ini Indonesia telah memesan kurang lebih 329,5 juta dosis vaksin yang belum termasuk komitmen opsi penambahan pesanan.
Untuk memastikan resiliensi (keterjaminan tersedianya vaksin), pemerintah akan mendatangkan ratusan juta dosis vaksin tersebut dari setidaknya lima sumber.
"Dari Sinovac itu 3 juta plus 122,5 juta. Dari Novavax itu 50 juta, dari COVAX/GAVI itu 54 juta, dari AstraZeneca 50 juta, dan dari Pfizer 50 juta vaksin. Artinya jumlah total yang telah firm order itu 329,5 juta vaksin. Hanya pengaturannya nanti akan dilakukan oleh Menteri Kesehatan," tutur Presiden.
Dengan memperhitungkan bahwa satu orang membutuhkan dua dosis vaksin dan 15 persen sebagai cadangan sesuai dengan ketentuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), total vaksin yang dibutuhkan untuk kurang lebih 181 juta rakyat adalah sekitar 426 juta dosis vaksin.
Terkait hal tersebut pemerintah sudah memastikan bahwa jumlah kebutuhan dosis vaksin itu dapat dipenuhi melalui berbagai opsi yang sudah ditempuh.
Tantangan 12 Bulan
Terpisah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Kepala BNPB Doni Monardo mengungkapkan, hingga hari Minggu malam (3/1), 1,2 juta vaksin telah mulai didistribusikan ke 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Selanjutnya, pihaknya akan menunggu persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memulai vaksinasi yang pada tahap awal diprioritaskan bagi tenaga kesehatan.
"Di ratas tadi Bapak Presiden memberikan tantangan apakah bisa dipercepat sehingga bisa selesai dalam waktu 12 bulan. Kami akan berusaha keras dan kami butuh dukungan dari teman-teman untuk bisa melakukan ini," tuturnya.
Baca juga: Pembatasan Sosial Kembali Diberlakukan, Termasuk WFH, Termasuk Bandung Raya, Ini Kata Ridwan Kamil
Baca juga: Klaster Penularan Covid-19 Unsika Bertambah Jadi 40, Satgas Kecewa Kampus Tidak Lakukan Hal Ini
Di tahapan pertama, pemerintah akan memulai vaksinasi bagi sekitar 1,6 juta tenaga kesehatan di seluruh Indonesia.
Berikutnya, vaksin akan diberikan bagi 17,4 juta tenaga layanan publik dan 21,5 juta masyarakat dengan usia lanjut.
Jabar Matangkan Persiapan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun terus mematangkan persiapan distribusi dan penyuntikan vaksin Covid-19 bagi masyarakat Jawa Barat.
Sarana dan prasarana pun terus disiapkan, dari mulai pengadaan peralatan dan perlengkapan vaksinasi sampai pelatihan tenaga kesehatan penyuntik vaksin atau vaksinator.
Berdasarkan data hasil rapat koordinasi Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat, sebanyak 1.094 puskesmas sudah disiapkan sebagai pusat penyuntikan vaksin Covid-19.
Puskesmas ini dibantu 27 Wakil Supervisor di setiap kabupaten dan kota, 67 Rumah Sakit Umum di 27 kabupaten dan kota sudah terlatih, 18 rumah sakit TNI, Polri, dan BUMN.
Jawa Barat pun sudah mendapatkan tambahan 46 Cold Chain TCW 3000 atau alat pendingin vaksin. Per 31 Desember 2020, tercatat 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat pun telah memiliki Vaccine Refrigerator TCW 3000 atas bantuan dari Kementerian Kesehatan.
Untuk menerima vaksin lebih banyak, Pemprov Jabar mengajukan tambahan 539 Cold Chain. Juga mengajukan 5 Cold Room, masing-masing untuk tingkat Provinsi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cianjur.
Selain itu, juga mengajukan 3.088 unit alat pemantau suhu, 4.381 vaccine carrier, sebanyak 13 kendaraan pendingin, dan 710 cold box.
Pengadaan alat-alat ini untuk memastikan kualitas vaksin yang harus selalu disimpan dan didistribusikan sampai dipakai dalam kondisi sejuk.
Untuk penyimpanan utama, vaksin Covid-19 akan disimpan di Gudang Pasteur di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, yang telah memiliki dua Cold Room, satu di antaranya untuk vaksin Covid-19 dan satu lainnya untuk vaksin rutin.
Gudang Pasteur ini pun memiliki 12 unit Cold Chain, 3 untuk penyimpanan vaksin rutin dan 9 untuk cool pack.
Sebagai tambahan, Pemprov Jabar menyiapkan penyimpanan berupa kontainer di Gudang Bizpark di Jalan Raya Kopo, Kota Bandung.
Penyimpanan vaksin ini sudah lulus uji coba selama 12 jam dengan perjalanan di Pantura, suhu pun dalam batas ambang yang dipersyaratkan. Saat ini sudah dua kontainer berhasil uji coba dan terpasang di Gudang Bizpark.
Dukungan logistik yang sedang dalam proses distribusi ke 27 kota dan kabupaten di Jabar adalah alat pelindung diri, alat suntik auto disable syringe 0,5 ml, safty box 5 ml, alkohol swab, sampai rompi vaksinator.
Pelatihan Vaksinasi
Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Jabar, Marion Siagian, mengatakan dari sisi SDM, sebanyak 1.489 vaksinator sudah menjalani pelatihan vaksinasi dan pihaknya sudah menambah jumlahnya sampai total 10.992 vaksinator atau tenaga kesehatan pemberi vaksin.
"Mulai kemarin kita mengusulkan dan alhamdulillah sudah disetujui oleh Kementerian Kesehatan. Pelatihan sudah mulai sebanyak 9.503 vaksinator. Jadi kita ada 9.503 ditambah 1.489 vaksinator," kata Marion di Gedung Sate, Rabu (6/1).
Satu puskesmas, katanya, rata-rata memiliki lima vaksinator, sedangkan satu rumah sakit memiliki 10 vaksinator.
"Untuk mengejar tantangan Bapak Gubernur, mudah-mudahan vaksinasi bisa kurang dari 15 bulan bahkan kalau bisa kita 6 bulan. Tetapi satu hal, untuk ketersediaan vaksin kita, mudah-mudahan nanti bisa menyampaikan ke Kementerian Kesehatan," katanya.
Secara keseluruhan di Jawa Barat, terdapat kebutuhan vaksin untuk tenaga kesehatan sebanyak 152.827 orang, pelayan publik sebanyak 1.224.409, masyarakat rentan sebanyak 10.880.070, masyarakat umum dan pelaku ekonomi sebanyak 9.704.404, dan masyarakat rentan lain sebanyak 3.923.267. Jadi, kebutuhan vaksin multidosis sebanyak 67.733.762 dosis.
Tahap Pertama Tenaga Kesehatan
Di tahap pertama, vaksinasi akan diberikan kepada para tenaga kesehatan. Perinciannya, di Kota Cimahi 3.058 tenaga kesehatan, Kota Banjar 1.223 orang, Kota Bogor 7.243 orang, Kota Sukabumi 4.039 orang, Kota Bandung 20.533 orang, Kota Cirebon sebanyak 5.439 orang, Kota Bekasi 11.983 orang, Kota Depok 12.269 orang, dan Kota Tasikmalaya 2.953 orang tenaga kesehatan.
Kemudian di Kabupaten Bogor 10.185 orang, Kabupaten Sukabumi 4.663 orang, dan Kabupaten Cianjur 5.351 orang tenaga kesehatan, Kabupaten Bandung ada sebanyak 6.248 tenaga kesehatan, Kabupaten Garut 6.563 orang, Kabupaten Tasikmalaya 1.685 orang, Kabupaten Ciamis 3.842 orang, Kabupaten Kuningan 3.363 orang, Kabupaten Cirebon 6.823 orang, dan Kabupaten Majalengka 4.306 orang.
Di Kabupaten Sumedang terdapat 2.654 tenaga kesehatan, Kabupaten Indramayu 4.584 orang, Kabupaten Subang 3.932 orang, Kabupaten Purwakarta 3.294 orang, Kabupaten Karawang 9.240 orang, Kabupaten
Bekasi 10.463 orang, Kabupaten Bandung Barat 3.506 orang, dan Kabupaten Pangandaran 1.701 orang.
Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Barat, Daud Achmad, mengatakan pihaknya memastikan Jawa Barat mendapatkan distribusi vaksin Covid-19 Sinovac pada tahap pertama yang sudah dilepas secara resmi oleh Kementerian Kesehatan RI, Minggu (3/1/2021).
Daud mengatakan dari 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 yang didistribusikan pemerintah pusat, Jabar totalnya mendapat alokasi sebanyak 97.080 vaksin. Pada Tahap I penyaluran mendapat 38.400 dosis, sementara untuk Tahap II sebanyak 58.680 dosis.
Daud mengatakan pengiriman tersebut akan diterima oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jabar kemudian disalurkan kembali ke dinkes kabupaten dan kota yang selanjutnya akan diberikan pada sejumlah fasilitas layanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit.
“Kita di Satgas kan ada divisi logistik. Kami siapkan gudang penyimpanan dan membantu dinkes persiapan distribusi ke kabupaten dan kota,” ujarnya.
Menurutnya, dalam alur vaksinasi untuk tahap pertama ini mulai dari pusat hingga fasilitas layanan kesehatan di kabupaten dan kota dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. (*)