Produsen Tahu dan Tempe di Indramayu Menjerit, Harga Kedelai Melonjak Tak Bisa Apa-apa
Tingginya harga kacang kedelai membuat sejumlah produsen tahu dan tempe menjerit, tidak terkecuali di Kabupaten
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Tingginya harga kacang kedelai membuat sejumlah produsen tahu dan tempe menjerit, tidak terkecuali di Kabupaten Indramayu.
Salah seorang produsen, Kusnari (42) mengatakan, tidak mengetahui harus mensiasati bagaimana kenaikan harga signifikan tersebut.
Diketahui harga kacang kedelai impor saat ini berada dikisaran Rp 9.200 per kilogramnya. Padahal jika kondisi normal, harga kacang kedelai hanya Rp 6.700-Rp 7.000 per kilogram.
"Kalau kita naikkan tidak mungkin, karena persaingan yang ketat," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di rumah produksinya di Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Senin (4/1/2021).
Baca juga: Para Keluarga yang Memilih Tinggal di Gubuk Tanpa Listrik di Dekat Hutan Terlarang, Demi Kehidupan
Kusnari mengatakan, dirinya juga tidak mungkin melakukan aksi demo dengan mogok produksi. Hal yang sama juga dilakukan oleh produsen tahu dan tempe lainnya.
Apabila mogok produksi, produsen lain akan mengambil kesempatan untuk menguasai pasar.
"Makanya di Indramayu tidak ada yang melakukan aksi mogok," ujarnya.
Menurut Kusnari, kenaikan kacang kedelai kali ini menjadi yang tertinggi.
Kenaikan tersebut tidak sewajar kenaikan harga kedelai seperti sebelum-sebelumnya.
Ia berharap, pemerintah bisa mencarikan solusi soal permasalahan tersebut.
Para pedagang kecil seperti dirinya sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah, terutama di masa sulit pandemi sekarang ini.
"Kita gak bisa makan kalau berhenti produksi, berharap pemerintah bisa kasih perhatian," ucap dia.
Baca juga: Jalan di Cianjur Dipasangi CCTV Mulai dari Ciranjang sampai Ciloto Puncak