Omzet Pedagang Terompet dan Kembang Api di Garut Turun Drastis, Tak Semanis Tahun Lalu
Adanya larangan dan pembatasan perayaan malam pergantian tahun baru nampaknya dirasakan pahit oleh pedagang terompet dan kembang api di Garut
Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Kontributor Tribun Jabar, Sidqi Al Ghifari
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Adanya larangan dan pembatasan perayaan malam pergantian tahun baru nampaknya dirasakan pahit oleh pedagang terompet dan kembang api di kawasan Otista Garut.
Pasalnya omset pedagang musiman itu menurun drastis di malam pergantian tahun 2020.
Dampak kebijakan tersebut dirasakan Amir (38) Warga Desa Rancabango, Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.
Baca juga: Detik-detik Rayakan Malam Tahun Baru 2021, Yuk Kirim Kata-kata Tahun Baru Buat Orangtua dan Sahabat
Baca juga: Siap-siap Dipulangkan, Polres Garut Lakukan Penyekatan untuk Wisatawan
Ia mengaku omzet penjualan terompet dan kembang api miliknya tidak semanis tahun lalu.
"Tahun lalu saya bisa dapat bersih tujuh sampai sembilan ratus ribu rupiah per hari," katanya. Kamis (31/12/2020)
Malahan tahun lalu Amir berjualan lima hari sebelum pergantian tahun baru denga omset yang berlimpah.
"Tapi tahun ini hanya beberapa puluh ribu saja perhari, itu juga kotor," terangnya.
Amir mengakui dengan adanya pengumuman pembatasan wisatawan yang datang ke Garut, dirinya memutuskan untuk tidak terlalu berani belanja modal dengan jumlah yang besar.
"Sekarang saya tidak berani belanja modal banyak, belanja seadanya saja dan benar saja sepi," katanya.
Baca juga: Download Gambar Tahun Baru 2021, Ucapan Happy New Year 2021 yang Cocok Dipasang di Media Sosial
Baca juga: Kios Daging di Superindo Diserbu Pengunjung Untuk Acara Malam Tahun Baru 2021