Penanganan Virus Corona
CePAD, Inovasi Alat Rapid Test Antigen Buatan Unpad, Didistribusikan BUMD Jabar
Alat rapid test antigen Covid-19 produk inovasi peneliti Universitas Padjadjaran (Unpad) akhirnya mendapat distributor resmi.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Alat rapid test antigen Covid-19 produk inovasi peneliti Universitas Padjadjaran (Unpad) akhirnya mendapat distributor resmi. Alat ini didistribusikan PT Usaha Bersama Jabar (UBJ), anak usaha BUMD Jabar PT Jasa Sarana.
Direktur Utama PT Jasa Sarana, Hanif Mantiq, mengatakan tak hanya menjadi distributor resmi, UBJ juga turut membantu Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jabar melakukan pelaksanaan monitoring maupun tracking pengguna test antigen CePAD.
“Salah satu alasan Jasa Sarana melalui anak usaha UBJ berkontribusi dalam penanganan Covid-19 melalui CePAD karena kami tertarik dalam pengembangan IT nya,” katanya melalui ponsel, Rabu (30/12/2020).
Lewat pengembangan IT, katanya, produk ini memungkinkan pihaknya membantu pemerintah dalam melakukan tracking, terutama bagi warga yang telah melakukan test antigen.
“Layanan IT CePAD juga bisa memberikan layanan pemesanan online juga surat keterangan hasil test secara online,” ujarnya.
Menurut Hanif, sistem tracking hasil data ini sangat dibutuhkan bagi pemerintah, terutama untuk kepentingan tracking jumlah kasus positif Covid-19 maupun untuk mengetahui masyarakat yang telah melakukan test antigen CePAD, serta memudahkan masyarakat yang akan melakukan test mandiri.
PT UBJ sendiri, menurutnya, sudah menjalin kerjasama dengan dinas kesehatan di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sampai sejumlah kawasan industri dan layanan kesehatan.
Baca juga: Status Tersangka Gisel Diperdebatkan, Ada yang Bilang Polisi Sudah Tepat, Lainnya Sebut Cuma Korban
"Korporasi juga berencana memasukan CePAD ke dalam e-katalog. Saat ini jangkauan layanan masih di Jawa Barat dan DKI Jakarta,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan penanganan Covid-19 di Jawa Barat sekaligus inovasi penanganan yang lahir dari perguruan menjadi bukti bahwa kolaborasi menjadi kunci Jawa Barat mengendalikan pandemi.
“Dan juga terbukti, industri di Jawa Barat bisa digeser menjadi industri kesehatan. Ventilator, alat rapid test, masker, itu semua ngumpul dan swasembada di Jawa Barat,” katanya.
Menurutnya, swasembada alat kesehatan terkait Covid-19 di Jawa Barat lahir dari kuatnya kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dunia pendidikan, dan UMKM.
Kemampuan swasembada ini melahirkan pemenuhan kebutuhan dari mulai alat pendeteksi virus hingga kebutuhan harian yang selaras dengan penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) seperti masker hingga wastafel.
Baca juga: Status Tersangka Gisel Diperdebatkan, Ada yang Bilang Polisi Sudah Tepat, Lainnya Sebut Cuma Korban
Dia menunjuk alat deteksi SARS-CoV-2 yang dikembangkan Unpad, yakni Deteksi CePAD atau Rapid Test 2.0, sedah memasuki validasi ke sampel virus asli. Perbedaan rapid test 2.0 dengan rapid test yang umum digunakan saat ini adalah molekul yang dideteksi.
CePAD Unpad diperkenalkan Menteri Riset dan Teknologi RI Prof Bambang Brodjonegoro dalam konferensi pers virtual yang digelar Senin (28/12/2020) lalu.