Waspada, Virus Corona Lebih Mudah Menular di Tempat Sempit, Berikut Penjelasannya
Dari temuan studi terbaru, terungkap berjalan di lorong sempit atau tempat tertutup bisa meningkatkan risiko seseorang terpapar virus corona
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Jelang akhir tahun biasanya masyarakat memanfaatkan libur Natal dan tahun baru untuk bepergian atau berlibur. Namun saat pandemi Covid-19 pemerintahj sudah meminta kepada masyarakat untuk tetap di rumah dan tidak bepergian apalagi ke daerah dengan status zona merah.
Apalagi kasus Covid-219 di sejumlah daerah juga terus meningkat.
Untuk itu, masyarakat yang masih bepergian atau beraktivitas di luar rumah diimbau untuk lebih hati-hati.
Baca juga: Update Covid-19 Ciamis: Kabar Gembira, Sehari 27 Pasien Covid-19 Sembuh di Ciamis
Dikutip dari Kontan.Id, musim liburan akhir tahun dimanfaatkan sebagian besar orang untuk berwisata.
Namun, di masa pandemi kita harus lebih berhati-hati saat berada di luar rumah.
Dari temuan studi terbaru, terungkap berjalan di lorong sempit atau tempat tertutup bisa meningkatkan risiko seseorang terpapar virus corona.
Studi tersebut dimuat dalam jurnal Psychics of Fluids pada Rabu (16/12) lalu.
Para peneliti menganalisis penyebaran droplet atau tetesan liur yang dihasilkan dari seseorang yang batuk setelah orang tersebut berjalan di tempat dengan ukuran berbeda.
Baca juga: Aplikasi Sembilan Kita, UKM Online Lokal yang Siap Bantu Penuhi Kebutuhan Sehar-hari
Dengan menggunakan simulasi aliran udara, peneliti menemukan jarak enam kaki atau dua meter belum aman untuk mencegah penularan virus dari satu orang kepada orang lain, tergantung pada bentuk ruangan.
Temuan dari studi itu menunjukkan partikel yang terinfeksi bisa tertinggal dan menempatkan orang ke dalam awan udara yang mengandung droplet.
Di saat seseorang batuk di koridor atau lorong sempit dan tertutup, awan ini bertahan di sana dan terkonsentrasi, sehingga membahayakan orang lain yang berjalan di lorong tersebut.
"Hal ini jadi tantangan besar dalam menentukan jarak aman untuk tempat dengan ukuran tertentu, seperti koridor yang sangat sempit, karena seseorang bisa jadi menghirup tetesan virus meski pasien berada jauh di depannya."
Demikian bunyi dari studi tersebut.
Baca juga: Klaster Keluarga Kembali Dominasi Positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya, Pasien Aktif Kini 866 Orang
Tempat-tempat seperti lorong sekolah, area keberangkatan di bandara, dalam pesawat dan kereta, serta koridor di kantor bisa menimbulkan risiko lebih tinggi untuk penyebaran Covid-19, seperti dilaporkan Inverse.
"Sedikit perbedaan dalam aliran udara dapat secara signifikan mengubah pola penyebaran virus di udara," kata co-author studi Xiaolei Yang, PhD.