Tingkatkan Industri Pelek Dalam Negeri ditengah Pandemi Covid-19, Kemenperin Dorong Substitusi Impor
Kondisi Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat pelaku industri pelek dalam negeri untuk turut memperkokoh sektor manufaktur tanah air.
Penulis: Siti Fatimah | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kondisi Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat pelaku industri pelek dalam negeri untuk turut memperkokoh sektor manufaktur tanah air.
Di tengah dampak pandemi Covid-19 yang dirasakan oleh pelaku industri pelek tanah air, turut pula merasakan sengitnya persaingan dan banyaknya produk impor pelek hal ini di pasar domestik sehingga menurunkan produktivitas industri pelek dalam negeri.
Walaupun pada dasarnya permintaan atau demand pada sektor pelek di pasar domestik masih tumbuh.
Baca juga: Kondisi Pasar Baru di Daerah Ini Kumuh, Atap Rusak, Pasar Becek, Ini Kata Pengelola
Salah satu perusahaan industri pelek dalam negeri yakni PT. MESHINDO ALLOY WHEEL berdiri sejak tahun 1991, bahkan sudah bersertifikat SNI ISO 9001:2015 untuk sistem Manajemen Mutu dan juga produk pelek nya sudah mendapatkan SPPT SNI dari Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Kementerian Perindustrian.
"Perusahaan pelek ini berlokasi di Jl. Margomulyo Indah I, Kav. 8-9 Tandes, Surabaya dan mampu melakukan penambahan investasi di tengah pandemik untuk pelek kendaraan bermotor kategori L, atau pelek sepeda motor sesuai SNI 4658 : 2008, akan tetapi utilisasi yang bisa dioperasikan dari keseluruhan utilitas yang dimilki PT.MESHINDO ALLOY WHEEL, terutama untuk pelek kategori M dari bulan Januari sampai Desember 2020 maksimal hanya di kisaran 37-40 % saja. sehingga dengan kondisi perusahaan seperti ini mungkin harus ada upaya dari pemerintah dalam mendorong substitusi produk komponen otomotif, agar bisa cukup efektif meski di tengah pandemi,” kata Kepala BPPI Kementerian Perindustrian Doddy Rahadi, Kamis (10/12), pada saat melakukan kunjungan ke Surabaya, yang didampingi Kepala Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T), Enuh Rosdeni dan Kepala Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya (BI Surabaya), Aan Eddy Antara dan Kepala Seksi Mutu Bahan dan Barang Teknik B4T, Irwan Inayaturohman dalam keterangan resmi yang dikutip Tribun, Rabu (16/12/2020).
Baca juga: 23 Terduga Teroris Diterbangkan ke Jakarta, 2 di Antaranya Petinggi Jamaah Islamiyah
Doddy menuturkan, melalui penambahan lini produksi pelek kendaraan bermotor, baik Kategori M maupun pelek kategori L walaupun hanya untuk diameter 13, diharapkan perusahaan manufaktur tersebut akan terus berkontribusi memperkokoh industri pelek di tanah air.
”Tentunya keberhasilan dalam mengembangkan usaha dan terus menambah investasi di sektor industri pelek, menunjukkan kepada kita semua bahwa sektor ini merupakan pilihan menarik dan tepat untuk berinvestasi di Indonesia,” ungkapnya lebih lanjut.
Dalam upaya menumbuhkan industri pelek nasional, pemerintah juga mendorong para pelaku industri untuk terus berinovasi serta meningkatkan kemampuan produksi sehingga mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor, dalam mendorong utilisasi industri pelek dalam negeri, sehingga diharapkan para produsen pelek lebih maju lagi,” kata Kepala BPPI Kemenperin.
Baca juga: Bupati Karawang Tak Berubah, Hasil Pleno KPU, Pasangan Cellica-Aep Raih Suara 60,05 Persen
Sementara itu, pemerintah juga berupaya memproteksi industri pelek nasional dari serbuan produk-produk impor, sekaligus berusaha menjadikan produk pelek nasional menjadi primadona di negeri sendiri.
Upaya yang dilakukan antara lain melalui kebijakan safeguard dan antidumping. Instrumen lainnya adalah pembenahan Lembaga Sertifikasi Produk untuk penerbitan SPPT Standar Nasional Indonesia (SNI), penerapan SNI wajib.
Selanjutnya, penyesuaian tata niaga impor pelek melalui sistem informasi industri nasional (SIINAS).
“Upaya-upaya tersebut sekaligus merupakan jaminan dari pemerintah bahwa produk nasional akan menjadi penguasa pasar di dalam negeri, sehingga para pelaku industri tidak perlu khawatir,” sebutnya.
Selanjutnya, guna menciptakan demand agar produk nasional mampu diserap di dalam negeri, pemerintah juga menggulirkan program Peningkatan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Baca juga: Sidang Korupsi Walkot Tasikmalaya, Romahurziy eks Ketum PPP Disebut Minta Biaya Pengurusan DID
Melalui program tersebut, produk-produk dalam negeri yang memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 25% hingga 40%, akan dioptimalkan diserap pemerintah melalui pengadaan barang dan jasa yang menggunakan pembiayaan APBN, APBD ataupun hibah.
“Regulasinya sudah tertuang dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri,” ujarnya.
Kepala BPPI Kemenperin, Doddy Rahadi menyampaikan, industri pelek merupakan salah satu sektor yang harus tetap kokoh di tengah hantaman pandemi, tentunya hal ini terlihat dengan kinerja yang tumbuh dan kembali meningkat di kuartal keempat walaupun tidak terlau signifikan.
“Tentunya ini cukup membanggakan bagi kita semua. Dengan adanya investasi baru pada sektor pelek, diharapkan akan semakin memperkuat kontribusinya pada perekonomian nasional,” imbuhnya.
Baca juga: Wali Kota Bandung Lantik 7 Kepala Dinas dan Badan, Titip Amanah dan Tidak Korupsi, Ini Namanya!
Kepala BPPI berharap, penambahan investasi pada sektor industri pelek terus berlanjut, sejalan dengan program substitusi impor. Pasalnya, beberapa produk hulu dari industri pelek masih belum diproduksi di dalam negeri.
“Memang masih ada yang harus disubstitusi mulai dari hulu. Seperti ingot, jenis A 356.2 dari PT. Inalum, harus ditambah kapasitas produk lokal nya sampai beberapa kali lipat, selain mekanisme sistem pembayarannya, sehingga nantinya PT. MESHINDO ALLOY WHEEL bisa memaksimalkan seluruh utilitas yang dimiliki sampai dengan 70.000 pcs /bulan,” kata Doddy Rahadi.
Direktur Produksi PT. MESHINDO ALLOY WHEEL, Syamsuri mengungkapkan, dengan produksi Pelek kategori M dan penambahan lini produksi pelek Kategori L dengan merk dagang MSD dapat semakin mengukuhkan perusahaannya sebagai produsen pelek terbesar di Indonesia, dengan kapasitas 840.000 pcs per tahun.
Baca juga: Tekan Angka Penyebaran Covid-19, Pemkab Garut Larang Perayaan Pesta Tahun Baru
“Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah, khususnya kepada Kemenperin selaku pembina industri, yang telah mendukung para pelaku industri untuk bisa meningkatkan utilisisasi meski saat pandemi seperti ini,” ujarnya.
Direktur PT. MESHINDO ALLOY WHEEL juga mengapresiasi upaya yang dilakukan Kemenperin untuk mendorong industri pelek agar bisa terus berkembang melalui berbagai regulasi dan proteksi.
“Ini juga membuat kami lebih bersemangat mengintegrasikan stuktur hilirisasi pada industri pelek,” katanya.