Penanganan Virus Corona
Tak sesuai Aturan, Ada Provinsi yang Lewati Batas Aturan WHO dalam Penggunaan Swab Test
Berdasarkan temuan ada beberapa provinsi di Indonesia yang menggunakan tes usap melewati batas yang sudah ditetapkan WHO.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Penggunaan tes usap atau swab test memiliki aturan tersendiri bahkan hal tersebut juga diatur oleh badan kesehatan dunia yakni World Health Organization (WHO).
Ketentuan ini harus dipatuhi oleh setiap negara termasuk di Indonesia.
Namun berdasarkan temuan, ternyata ada sejumlah provinsi di Indonesia yang sudah melebihi ketentuan dalam penggunaan swab test.
Baca juga: Pemkot Tasikmalaya Sewa Hotel untuk Pasien Covid-19 Tanpa Gejala, Akan Mulai Dihuni Hari Ini
Dikutip dari Tribunnews, karena dianggap sudah melampaui ketentuan dari World Health Organization (WHO) penggunaan tes usap alias swab test di Indonesia harus dihemat.
Berdasarkan temuan ada beberapa provinsi di Indonesia yang menggunakan tes usap melewati batas yang sudah ditetapkan WHO.
Pengadaan tes usap semestinya mengacu pada ketentuan Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 1.000 orang per 1 juta penduduk dalam 1 pekan.
Baca juga: Ajudan Bupati Positif Covid-19, Kantor Bupati Majalengka Lockdown
“Mungkin sekitar 7.000-10.000 per pekan (di tiap provinsi), tetapi kenyataannya DKI hari ini sudah mencapai 90 (90.000) pemeriksaan. Ini tolong harus ada azas penghematan. Jangan dihamburkan pemeriksaan yang tidak sesuai dengan target yang ada,” kata Ketua Satgas Penanganan Covid 19, Doni Monardo di Jakarta, Senin(14/12/2020).
Ia mengatakan, setiap daerah harus memperhitungkan kebutuhan logistik tes usap di daerahnya sehingga bisa melakukan tes usap dalam jangka panjang.
Ke depan, Kepala BNPB ini menyebut bakal membuat ketentuan jumlah tes usap minimal dan maksimal yang harus dipenuhi oleh dinas kesehatan daerah, sehingga jumlah tes usap yang dilakukan proporsional.
Baca juga: Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19, Pemerintah Siapkan 440 Nakes dan 23.000 Vaksinator
“Sekali lagi setiap daerah harus memperhitungkan. Kita tidak tahu kapan Covid akan berakhir. Stamina kita secara fisik harus kuat dan juga dukungan logistik terutama anggaran harus kita perhitungkan,” tutur Doni.
"Harus diputuskan batas minimal dan maksimal untuk testing supaya tepat dan kita bisa melakukan penghematan,” tambah Doni.
Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PAN Saleh Daulay angkat bicara terkait imbauan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk menghemat pengadaan tes usap atau swab test Covid-19 merupakan langkah yang keliru.
Baca juga: Pengumuman Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac Diundur Jadi Maret, Ini Penjelasan Ridwan Kamil
Menurut Saleh, angka tes Covid-19 di Indonesia bahkan masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan jumlah penduduk.
"Kita ini besar, mestinya tracing dan testingnya juga besar. Ini masih jauh sebetulnya dari rasio yang dibutuhkan," kata Saleh.
Ia khawatir peta penularan Covid-19 makin kabur jika swab test dibatasi. Saleh menegaskan, kunci pengendalian Covid-19 yaitu pada pelacakan dan pengetesan.