Kenali Delirium, Gejala Baru Covid-19 yang Banyak dialami Lansia, Berikut Ciri-cirinya
Dua studi terbaru menunjukkan, delirium menjadi salah satu gejala awal infeksi virus corona baru, khususnya pada kelompok lanjut usia alias lansia
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Orang lanjut usia atau lansia menjadi salah satu yang rentan terhadap penularan Corona virus. Karena itu, bagi keluarga yang memiliki lansia untuk lebih memperhatikan kondisinya ditengah pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Meski secara umum gejala Covid-19 pada setiap orang sama, namun kali ini ada hasil study yang menyebutkan adanya gejala khas pada lansia yang terpapar Covid-19.
Study baru tersebut menyebutkan gejala terbaru para lansia disebut delirium.
Baca juga: Obat Kumur dengan CPC Bisa Cegah Penularan covid-19? Berikut Penjelasannya
Dikutip dari Kompas.Com, dua studi terbaru menunjukkan, delirium menjadi salah satu gejala awal infeksi virus corona baru, khususnya pada kelompok lanjut usia alias lansia.
Mengutip EurekAlert, kesimpulan utama tersebut merupakan hasil tinjauan penelitian ilmiah para peneliti dari Universitat Oberta de Catalunya (UOC), Spanyol.
Studi yang terbit di Journal of Clinical Immunology and Immunotherapy itu menemukan, bersamaan dengan hilangnya indra perasa dan penciuman serta sakit kepala yang terjadi pada hari-hari sebelum batuk dan kesulitan bernapas, beberapa pasien Covid-19 juga mengalami delirium.
"Delirium adalah keadaan kebingungan di mana orang tersebut merasa tidak berhubungan dengan kenyataan, seolah-olah mereka sedang bermimpi," kata peneliti UOC Javier Correa.
"Kita perlu waspada, terutama dalam situasi epidemiologi seperti ini, karena seseorang yang menunjukkan tanda-tanda kebingungan mungkin merupakan indikasi infeksi (virus corona)," ujar dia.
UOC melakukan studi tentang efek virus corona terhadap sistem saraf pusat, yaitu otak.
Baca juga: Rekam Medis Dijual 14 Ribu di Situs Gelap, Berapa Kalau Foto Selfie dengan KTP?
Penelitian ini menemukan, virus corona juga memengaruhi sistem saraf pusat dan menghasilkan perubahan neurokognitif, seperti sakit kepala dan delirium.
Hipotesis utama yang menjelaskan bagaimana virus corona memengaruhi otak menunjuk pada tiga kemungkinan penyebab:
hipoksia atau defisiensi oksigen saraf
radang jaringan otak akibat badai sitokin
fakta bahwa virus memiliki kemampuan untuk melintasi darah-penghalang otak untuk langsung menyerang otak
Baca juga: Cerita Petugas PPS di Kabupaten Sukabumi Layani Pasien Positif Covid-19 Agar Bisa Mencoblos
Menurut Correa, salah satu dari tiga faktor ini berpotensi menyebabkan delirium.