Pilkada Kabupaten Bandung
Beredar Hasil Survei Poldata Indonesia Nia-Usman Menang tapi Direkturnya Ngaku Kaget Survei Bocor
Beredar data hasil survei Pilkada Kabupaten Bandung 2020 dari Poldata, berupa grafik, Kurnia Agustina dan Usman Sayogi
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNJABAR ID, BANDUNG- Beredar data hasil survei Pilkada Kabupaten Bandung 2020 dari Poldata, berupa grafik, Kurnia Agustina dan Usman Sayogi memiliki elektabilitas paling tinggi.
Dalam grafik tersebut, dengan grafik warna kuning menunjukkan pasangan calon nomor urut 1, Kurnia Agustina dan Usman Sayogi memiliki elektabilitas mencapai 40,91 persen.
Sedangkan pasangan calon nomor urut 2, Yena Iskandar Masoem dan Usman Sayogi, ditunjukkan dengan grafik berwarna merah mendapatkan elektabilitas sebanyak 10,93 persen.
Adapun pasangan nomor urut 3, Dadang Supriatna dan Sahrul Gunawan, ditunjukan dengan grafik warna hijau mendapatkan elektabilitas 35, 03 persen.
Selain itu, terdapat grafik warna putih, dengan angka 13,13% menunjukan jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters).
Baca juga: Kisah Memilukan, Tak Dapat Ruangan di RS, Dokter dan Istri Positif Covid-19 Meninggal di Hari Sama
Selain terdapat informasi mengenai angka elektabilitas berupa grafik batang, dalam slide tersebut juga tertulis “Dokumen Rahasia. Tidak Untuk Dipublikasikan”. Hasil survei dilakukan pada 23-30 November 2020.
Dalam grafik tersebut juga tertulis "Sangat Rahasia Tidak Untuk Dipublikasikan”, Hasil survei dilakukan pada 23-30 November 2020.
Direktur Eksekutif Poldata Indonesia Konsultan, Arif Fajar Budiman membenarkan, grafik tersebut, namun ia menyatakan heran mengapa informasi tersebut bisa beredar ke publik, sebab informasi tersebut hanya disampaikan kepada sejumlah orang tertentu saja.
“Data tersebut benar, survei tersebut dilaksanakan untuk tujuan kajian ilmu. Oleh karena itu dibuat dengan sebenar-benarnya, tanpa rekayasa apapun, saya heran mengapa itu bisa bocor ke publik,” ujar Fajar, saat dihubungi, Kamis (3/11/2020).
Baca juga: Pemkot Ajukan Rumah Sakit Darurat di Tiga Tempat, Bahaya Jika Kasus Covid-19 Terus Meningkat
Fajar sendiri tidak berkomentar banyak terkait kenapa dokumen sepenting itu bisa bocor ke publik. Kendati demikian, dirinya masih melakukan penelusuran penyebab dokumen tersebut bisa tersebar di grup-grup WhatsApp warga Kabupaten Bandung
