Selama Pandemi Covid-19 Permintaan Jus Honje Meningkat, Harga Buahnya Kini Rp 100 Ribu/Kg

Menyusul meningkatnya permintaan jus honje, sebagai minuman segar berkhasiat herbal untuk meningkatkan imunitas

Penulis: Andri M Dani | Editor: Ichsan
TRIBUNJABAR/ANDRI M DANI
Buah Honje 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani

TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS – Menyusul meningkatnya permintaan jus honje, sebagai minuman segar berkhasiat herbal untuk meningkatkan imunitas pada masa pandemi Covid-19 ini, harga buah honje pun naik tajam.

Harga buah honje di tingkat bandar (penampung) di Ciamis dan Pangandaran saat ini sekitar Rp 100.000/kg untuk buah honje yang sudah merah (masak).

Sedangkan untuk buah honje yang masih hijau (mentah) harganya sekitar Rp 70.000/kg.

Sementara di pasar lokal harga eceran buah honje masak (merah) mencapai Rp 130.000-Rp 140.000/kg.

“Padahal sebelum masa pandemi sekitar awal Januari lalu, harga buah honje masih sekitar Rp 40.000/kg. Sekarang di tingkat penampung, sudah mencapai Rp 100.000/kg. Lebih dari dua kali lipat lebih. Kadang barangnya susah, terutama saat kemarau kemarin,” ujar Enok Sri Kurniasih yang akrab dipanggil Ibu Nia (45), produsen jus honje di Dusun Citaman Desa Cicapar Kecamatan Banjarsari Ciamis sewaktu dihubungi Tribun, Rabu (2/12).

Baca juga: Rawan Longsor Saat Musim Hujan, TPS di Daerah Pegunungan Pangandaran Dapat Perhatian Khusus

Nia sudah merintis pembuatan jus honje sejak tahun 2016, saat harga buah honje masih sekitar Rp 20.000/kg.

Waktu itu buah honje hanya dikenal sebagai bumbu penyedap rujak (petis) atau bunga honje (kecomprang) biasa digunakan untuk pecal terutama pecal khas Sidareja.

Namun ternyata buah tanaman rempah dari rumpun jahe-jahean tersebut bisa diolah jadi minuman segar berkhasiat herbal. Seperti jus honje.

“Buah honje juga banyak dicari untuk diolah untuk berbagai jenis minuman maupun makanan. Sehingga permintaan buah honje terus meningkat, dan harganya pun melambung,” katanya.

Selama masa pandemi, tanaman rempah-rempah banyak diburu, terutama dari jenis jahe-jahean termasuk honje untuk diolah jadi bahan makanan atau minuman yang dipercaya berkhasiat untuk meningkat daya tahan tubuh (imunitas). Serta meningkatkan kesegaran dan kebugaran tubuh.

Saat permintaan terhadap buah honje meningkat, namun menurut Nia ketersediaan buah honje sendiri terbatas. Hanya mengandalkan hasil ngabolang (berburu) para petani yang mencari buah honje di hutan –hutan maupun kebun-kebun.

Baca juga: 3.952 Pensiunan PT PTPN VIII Minta Santunan Hari Tua, Total Nilainya Rp 268 Miliar

“Sebagian besar buah honje didapat dari petani yang berburunya di hutan maupun kebun-kebun. Honje banyak tumbuh di bawah pohon-pohon. Tapi jarang dibudidayakan,” ujar Nia.

Untuk produksi jus honjenya, Nia mengandalkan pasokan buah honje dari para penampung langgannya dari Sidamulih Pamarican dan Sidamulih Pangandaran.

“Dulu buah honje melimpah. Tapi sekarang banyak yang mencari, buah honje pun semakin langka. Dan harganyapun kian mahal. Bila di tingkat penampung ke habisan stok, kadang saya mencarinya ke pasar-pasar lokal tingkat kecamatan maupun desa. Tapi harganya sudah selangit, di atas Rp 100.000/kg,” katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved