Kawasan Rebana Metropolitan Masuk RPJMD Perubahan, Diusulkan Jadi Raperda Sebelum Disetujui DPRD
Pemprov Jabar rupanya serius menggarap Rebana Metropolitan. Sudah masuk RPJMD perubahan.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: taufik ismail
Rebana tidak saja menjadi pusat industri manufaktur, tapi dikombinasikan dengan konsep perkantoran dan rumah tinggal.
Direktur Tata Ruang dan Penanganan Bencana Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Sumedi Andono Mulyo menyarankan Pemda Provinsi Jabar mengajak sebanyak mungkin pihak swasta untuk mengembangkan Rebana Metropolitan. Menurutnya, tidak penting status Rebana apakah menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) atau tidak.
Baca juga: SIAP-SIAP, Kementerian ATR/BPN Buka Lowongan Kerja Terbaru untuk Lulusan SMA/SMK- S1, Daftar di Sini
Baca juga: Ditanya Maudy Ayunda Tentang Aktivitas Kesehariannya, Mas Menteri Nadiem Makarim Menghela Nafas
“Yang penting kerja sama dengan swasta. Sebab ada juga di luar Jawa yaitu KEK Bitung, dia statusnya KEK tapi tidak ada kerja sama dengan swasta, akhirnya tidak jalan juga,” ucapnya.
Namun dia berpesan, pembangunan yang dilakukan pendekatannya harus berbasis kewilayahan. Renstra kabupaten kota harus berbasis pengetahuan, data, dan informasi seperti kecamatan atau wilayah pengembangan.
Sehingga pembangunan yang dilakukan menjawab akar permasalahan kemiskinan di wilayah tersebut.
“Kalau hanya target saja tanpa melihat masalah di daerah, maka pendekatannya pista, alias tipis merata,” kata Sumedi.
Direktur Dana Transfer Umum Kementerian Keuangan RI Andriyanto, berharap Metropolitan Rebana dapat menajamkan belanja-belanja produktif untuk mendukung dunia usaha. Kebijakan pendapatan asli daerah (PAD) harus diperhatikan dalam upaya menciptakan lingkungan kondusif untuk investasi.
Pengembangan Metropolitan Rebana dapat mempercepat belanja dari APBD karena menurut data Kemenkeu per September 2020 realisasi belanja Provinsi Jabar ada di angka 40,19 persen.
“Masih terbilang rendah dibandingkan rata- rata nasional, agar (Jabar) segera melaksanakan percepatan belanja,” katanya.
Ketua Program Studi SAPPK Institut Teknologi Bandung Ridwan Sutriadi mengusulkan agar Metropolitan Rebana juga menghasilkan industri berbasis ketahanan pangan berkelanjutan.
“Produknya berkualitas baik sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat lokal,” katanya.
Di era transisi generasi tua ke muda serta perkembangan dunia digital, kota dan desa sama pentingnya untuk dibangun. Jabar harus mempu melihat perubahan global setelah pandemi Covid-19, di antaranya perubahan megatrend teknik.
“Physical distancing perlu disikapi dengan pergeseran infrastruktur fisik ke infrastruktur digital,” katanya.
Baca juga: KABAR BAIK, Guru Honorer Bisa Jadi PPPK Tahun 2021 Tak Ada Kuota, Gini Syarat dan Cara Daftarnya