Pangdam Mayjen TNI Dudung Tak Takut Dicopot, Terbiasa Susah, Jadi Loper Koran saat SMA di Bandung
Jika jabatan Pangdam Jaya dipersoalkan dan dicopot gara-gara menurunkan baiho Habib Rizieq Shihab, Mayjen TNI Dudung Abdurachman tidak takut.
Pihaknya hanya membantu pemerintah daerah untuk melakukan pencopotan terhadap spanduk, poster hingga baliho yang ilegal.
Sehingga bukan hanya baliho HRS saja melainkan baliho lainnya yang memang jelas ilegal.
Baca juga: Arab Saudi Membantah Ada Petemuan Antara Putra Mahkota Mohammed bin Salman dengan PM Israel
Baca juga: Begini Usaha Irjen Napoleon Agar Djoko Tjandra Dapat Red Notice Baru, Surati Kejagung Dua Kali
Sosok Mayjen Dudung Abdurachman
Nama Dudung dan kalimat ' Itu perintah saya' mendadak viral di media sosial menyusul viralnya video pencopotan baliho Rizieq Shihab oleh prajurit TNI.
Ternyata, nama Dudung itu adalah Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta ( Pangdam Jaya) Mayjen TNI Dudung Abdurachman, yang sebelumnya memang memberikan peryataan tentang viralnya video pencopotan baliho Rizieq Shihab.
"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq. Itu perintah saya."
Baca juga: Pangdam Jaya Mayjen Dudung Pasang Badan Soal Pencopotan Baliho Rizieq Shihab, Akan Terus Berlanjut
Baca juga: Menjelang Ashar, Ridwan Kamil Masih Diperiksa di Bareskrim Mabes Polri
Begitulah petikan pernyataan tegas Pangdam Jaya ketika dikonfirmasi wartawan tentang video viral prajurit TNI mencopot spanduk dan baliho pemimpin Front Pembela Islam ( FPI) Rizieq Shihab.
"Ini negara negara hukum, harus taat kepada hukum. Kalau pasang baliho itu sudah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan. Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu," kata Dudung di Monas, Jakarta Pusat, dikutip dari Kompas.com, Jumat (20/11/2020).
Lalu siapa sosok Dudung yang kini menjadi Pangdam Jaya?
Dudung lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 19 November 1965.
Kariernya menjadi Pangdam Jaya tak mudah.
Dia adalah sosok from zero to hero.

Dikutip dari Kompas.com yang melansir tayangan YouTube KompasTV pada 27 Juni 2020, masa muda Dudung dikenal penuh perjuangan.
Ayahnya adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS), tetapi meninggal dunia saat Dudung masih SMP.
Sejak saat itulah, Dudung harus membantu ibunya bekerja untuk membesarkan dia dan delapan saudaranya.