Menggali Potensi Wisata Baru, Curug Walanda Citatah Bandung Barat yang Menyimpan Sejarah

Kabupaten Bandung Barat banyak sekali menyimpan potensi wisata, terutama wisata alam.

Penulis: Syarif Pulloh Anwari | Editor: Giri
Tribun Jabar/Syarif Pulloh Anwari
Curug Walanda Citatah yang berada di Kampung Gugunturan, RT 03/12, Desa Citatah Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari

TRIBUNJABAR.ID, CIPATAT - Kabupaten Bandung Barat banyak sekali menyimpan potensi wisata, terutama wisata alam.

Satu di antaranya tempat wisata alam yang masih belum terjamah yaitu Curug Walanda Citatah yang berada di Kampung Gugunturan, RT 03/12, Desa Citatah Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Curug Walanda ini memiliki keunikan dari curug lainnya yang berada di Bandung Barat, yakni aliran air sungainya dari sebuah terowongan yang memiliki panjang sekitar 162 meter dan diameter lubangnya 8-10 meter.

Ketinggian air Curug Walanda ini mencapai 20 meter.

Baca juga: Hasil Tes Swab Keluarnya Lama dan Dikeluhkan, Ini Penjelasannya: Ada Alternatif

Baca juga: Beda Nasib dengan Rizieq Shihab, Pesta Pernikahan Anak Kepala BNPB Dibubarkan, Tamu Tak Boleh Masuk

Aliran air dari Curug Walanda ini, mengalir ke Sungai Cirawa dan menyambung ke Sungai Cimeta.

Terowongan Curug Walanda ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Jembatan di Curug Walanda Citatah yang berada di Kampung Gugunturan
Jembatan di Curug Walanda Citatah yang berada di Kampung Gugunturan (Tribun Jabar/Syarif Pulloh Anwari)

Dulu, pemerintah Belanda membangun sebuah jalur rel kereta api Cianjur-Bandung-Sukabumi.

Sementara itu, keberadaan terowongan Curug Walanda itu tepat berada d ibawah jalur rel kereta api.

Pada tahun 1882-an rel kereta api itu sudah mulai dibangun, namun sebelumnya, terowongan ini sudah ada dan nantinya diperuntukkan guna memasok air untuk kereta api uap di Stasiun Cipatat.

Keunikan dari Curug Walanda ini adalah ujung terowongannya merupakan tebing, maka terbentuklah air terjun. 

Baca juga: Ramalan Zodiak Pekerjaan Minggu 22 November 2020, Cancer: Hari Ini Anda Merasa Sangat Imajinatif

Menurut sesepuh, Otong (88), keberadaan terowongan Curug Walanda ini dari cerita ayahnya bernama Bahri bahwa pemerintahan Belanda dengan sengaja membuat terowongan itu selain untuk memasok air untuk kereta api uap, digunakan juga buat penahan rel kereta api.

"Dari cerita bapak saya Aki Bahri, terowongan itu dijadikan untuk menahan perlintasan kereta api," ujar Otong di lokasi, Sabtu (21/11/2020).

Kala itu, kata Otong, ayahnya bekerja di perusahaan kereta api pada perusahaan perkeretaapian bernama Staatssporwagen (SS).

Jalur kereta api di dekat Curug Walanda itu dibangun oleh para warga Indonesia yang dipekerjakan secara paksa (rodi) pada zaman penjajahan Belanda.
Jalur kereta api di dekat Curug Walanda itu dibangun oleh para warga Indonesia yang dipekerjakan secara paksa (rodi) pada zaman penjajahan Belanda. (Tribun Jabar/Syarif Pulloh Anwari)

Pengerjaan jalur kereta api dan Curug Walanda itu dibangun oleh para warga Indonesia yang dipekerjakan secara paksa (rodi) pada zaman penjajahan Belanda.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved