Smartphone yang Tepat yang Sesuai dengan Kebutuhan Jurnalis

Jika berbicara tugas seorang jurnalis, selain menulis berita dan memotret, ada tugas tambahan lainnya yang harus dipenuhi yaitu perekaman video.

Penulis: Oktora Veriawan | Editor: Oktora Veriawan
dok tribun jabar
Tapping video program Bincang Pilkada dengan salah satu calon bupati Sukabumi, Jumat (6/11/2020). 

BANDUNG, TRIBUNJABAR – Sebagai seorang content creator dan juga sebagai seorang jurnalis, sebuah ponsel adalah sebuah kebutuhan yang sangat penting. Di era digital ini, kamera/ponsel menjadi bagian yang melekat dalam tugas keseharian jurnalis dan content creator.

Jika berbicara tugas seorang jurnalis, selain menulis berita dan memotret, ada tugas tambahan lainnya yang harus dipenuhi yaitu perekaman video. Di era jurnalistik digital ini, ketiga tugas itu menjadi satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Seorang jurnalis saat meliput berita, harus bisa menuangkannya dalam bentuk tulisan, kemudian harus bisa pula mengambil foto dan merekam video terkait berita yang diliput tersebut.

Untuk bisa menghasilkan foto dan rekaman video yang baik, maka sudah selayaknya spesifikasi kamera atau ponsel yang dipegang oleh jurnalis haruslah yang sesuai dengan kebutuhan kerja di lapangan. Untuk memudahkan kerja, saat ini jurnalis lebih memilih ponsel dengan spesifikasi hampir setara dengan kamera DSLR agar lebih efektif dan efisien. Maka dari itu, pemilihan ponsel haruslah yang tepat.

Dari pengalaman pribadi penulis, ponsel Samsung Galaxy A51 dan A71 mungkin salah satu yang sesuai dengan kebutuhan kerja jurnalis di lapangan. Ponsel ini mampu memotret dan menghasilkan rekaman video yang mengagumkan. Hal tersebut dialami penulis saat melakukan tapping dalam program acara Bincang Pilkada dengan tiga pasangan calon bupati Sukabumi, 5-6 November 2020 lalu.

Di awali pada Kamis (5/11/2020), penulis melakukan tapping video menggunakan salah satu ponsel merek lain. Penulis pun mencoba untuk menerapkan ilmu yang didapat sehari sebelumnya di acara workshop online (daring) Forum Wartawan Teknologi (FORWAT) yang bekerja sama dengan Samsung dengan tema 'Galaxy Creator Workshop Be Creator Awesome You', Rabu (4/11/2020).

Dalam workshop kali ini, FORWAT menghadirkan pembicara Gabriel Thay selaku Busines Solutions Consultant Sosialbakers, Jenny Chua yang merupakan Product Marketing Manager Samsung Mobile Samsung Electronics Indonesia, dan Glen Prasetya seorang youtuber dan fotographer.

Tapping video Bincang Pilkada di mulai dengan calon  bupati nomor urut 3 di kediaman pribadi beliau di Cisaat, Sukabumi. Seperti biasa, dalam setiap tapping video menggunakan ponsel ini, penulis harus mengelap dulu lensa belakang (rear camera) ponsel tersebut. Jika tidak begitu, dikhawatirkan hasil rekaman video akan jelek dan gambar jadi bias karena kamera yang kotor.

Kemudian hari berikutnya, Jumat (6/11/2020), giliran melakukan tapping video Bincang Pilkada dengan calon bupati Sukabumi nomor urut 2 di kediaman pribadi beliau di Sukaraja, Sukabumi. Masih sama tapping video masih menggunakan ponsel yang dipakai sebelumnya.

Selepas Salat Jumat, penulis beranjak ke kediaman calon bupati Sukabumi nomor urut 1 di Cibatu, Sukabumi, untuk melakukan hal yang sama yaitu tapping Bincang Pilkada. Hanya saja, untuk tapping kali ini, penulis tak bisa menggunakan ponsel merek sebelumnya karena batere habis (lowbat) kelupaan di-charge malam harinya.

Akhirnya, penulis terpaksa meminjam ponsel teman yang mendampingi saat itu. Ponsel merek Samsung. Tapi penulis tak bertanya panjang lebar perihal Samsung seri apa, begitupun mengenai detail spesifikasi dari ponsel Samsung tersebut.

Ponsel pun dipasang di tripod mini yang dipakai. Kemudian tapping video Bincang Pilkada pun dilakukan. Kurang lebih 15 menit, penulis dan narasumber berbincang.  Setelah selesai tapping, penulis mengecek hasil rekaman menggunakan ponsel tersebut.

Hal pertama yang didapati penulis adalah hasil rekamannya sangat tajam dengan pencahayaan yang sangat baik. Dengan fitur auto fokus membuat rekaman video tak ngeblur. Begitu juga rekaman suara wawancaranya yang kualitasnya baik dan jernih meski saat tapping tidak mengandalkan microphone khusus.  

Ternyata ponsel milik teman yang dipakai untuk tapping ini adalah Samsung Galaxy A51. Mungkin masih banyak keunggulan dari ponsel Samsung seri ini. Tapi dengan pengalaman yang didapat saat tapping video menggunakan ponsel ini, boleh dikatakan jika ponsel ini memang memiliki kelebihan dalam mereka video, baik itu untuk pekerjaan penulis sebagai jurnalis, dan juga bagi para content creator lainnya.

Apa yang dijelaskan Jenny Chua sebagai Product Marketing Manager Samsung Mobile Samsung Electronics Indonesia, dalam workshop online FORWAT pekan lalu, memanglah betul jika smartphone Samsung seri A71 dan A51 memiliki kelebihan-kelebihan yang bisa menunjang kreativitas para content creator untuk berkreasi dan berkarya.

Menurut dia, smartphone yang direkomendasikan untuk menjadi seorang Youtuber dan content creator memanglah Samsung Galaxy A51 dan A71. Menurut dia, kamera ponsel dua varian Samsung tersebut sangat cocok dipakai oleh content creator yang pro maupun yang beginer.

Untuk Samsung Galaxy A51, dibekali  panel Super AMOLED yang menyajikan kualitas gambar lebih bersih, jernih dan juga tajam. Smartphone Samsung Galaxy A51 ini memiliki layar seluas 6.5 inci dan memiliki resolusi yang mencapai 1080 x 2340 pixels. Dari segi kamera bisa dikatakan smartphone ini memiliki keunggulan tersendiri yang ditawarkan. Untuk kamera utama yang ditawarkan oleh smartphone Samsung ini dibekali dengan 48 MP.

Begitu juga dengan seri Samsung Galaxy A71. Spesifikasi Samsung A71 yang menjadi unggulan antara lain adalah RAM 8GB, panel layar Super AMOLED Plus, chipset Snapdragon 730, hingga kamera utama beresolusi 64MP yang mampu merekam video berkualitas 4K.

“Smartphone dua seri Samsung tersebut sangat kompatibel untuk dipakai para content creator. Selain harganya terjangkau, kualitas video dan gambarnya pun sangat luar biasa,” kata dia.

Sementara itu, pembicara lainnya Glen Prasetya yang merupakan soerang Youtuber dan content creator, menjelaskan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan untuk seorang content creator atau jurnalis saat melakukan tapping video.

Pertama yang harus diperhatikan, kata dia, adalah visual. Di mana kamera/ponsel yang digunakan untuk tapping video haruslah compact, ideal, dan tepat. Kamera/ponsel sebagai media untuk merekam harus memiliki size yang tidak besar dan mudah dioperasikan, ringan serta mudah dibawa ke mana-mana.

Hal kedua yang harus diperhatikan saat tapping video adalah audio. Perangkat kamera/ponsel yang digunakan sebaiknya memiliki kemampuan merekam suara yang baik, jernih, dan jelas, sehingga pesan dan narasi yang ingin disampaikan di dalam video tersebut bisa terdengar jelas di telinga penonton. Sebaiknya merekam video di ambience yang sunyi, atau menggunakan aksesoris microphone sederhana tapi tajam dalam menangkap suara/audio.

Ketiga, kreativitas. Di mana seorang content creator atau jurnalis harus memiliki kreativitas yang dituangkan dalam sebuah story line. Tujuh detik pertama dalam tayangan video yang diunggah akan menentukan seorang audiens apakah akan melanjutkan menonton atau tidak. Maka dari itu, tujuh detik awal adalah waktu yang sangat penting untuk menentukan cuplikan video mana yang akan kita tampilkan.

Editing yang baik akan menyempurnakan video. Tentukan color gradasi sederhana, transisi, penempatan text untuk membantu informasi, dan penggunaan musik dan sound effect yang tepat juga.

"Meskipun vlogging di lokasi pun tetap perlu adanya opening, content, dan closing. Tipsnya 7 detik pertama adalah bagian yang menentukan viewers akan stay dan melanjutkan video tersebut atau tidak. Masukan cuplikan seru dari konten videomu," kata dia.

Pembicara lainnya Gabriel Thay selaku Busines Solutions Consultant Sosialbakers mengatakan, selama pandemi terjadi tren kenaikan orang-orang untuk mengonsumsi video konten. Hal tersebut telah terlihat sejak April 2020 lalu.

"Meskipun audiens sosial media facebook lebih banyak. Tetapi sosial media instagram memiliki interaksi yang lebih besar dibandingkan facebook. Sementara, untuk sektor ecommers lebih efektif melibatkan interaksi di facebook," jelasnya.

Berdasarkan observasi Sosialbakers, bahwa jika ingin membuat video konten di facebook atau platform sosial media lain disarankan agar video konten tidak berdurasi lebih dari 5 menit. Jika video konten lebih dari 5 menit, disarankan untuk menggunakan channel youtube.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved