Duh, Sudah 11 Bulan Guru Bantu di Daerah Ini Tak Terima Honor, Saat Pandemi Tak Ada Bantuan
Sejak awal tahun para GB di Garut berjumlah 63 orang tak mendapatkan upah sepeser pun
Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Siti Fatimah
Misbah mengaku, baru tahun ini ada kemacetan pembayaran honor setelah 15 tahun menjadi GB.
Menurutnya, para GB di daerah lain sudah mendapatkan upah karena telah masuk penganggaran di Pemprov Jabar.
Baca juga: VIDEO-Pengeroyokan Terhadap Anggota TNI di Sumedang, Ditetapkan 4 Tersangka, Ini Kronologi Terbaru
"Ke 63 GB ini tersebar di 18 kecamatan daerah terpencil dan mengajar di SD. Kata ketua Komisi 5 (DPRD Jabar), ini sudah final, enggak bisa masuk (anggaran upah GB). Dinas katanya mau koordinasi dengan DPRD provinsi," ucapnya.
Asep Hikmat (40), guru SDN Pendeuy harus bertahan hidup dengan yang tak seberapa akibat upahnya selama 11 bulan tak dibayarkan.
Padahal selama belasan tahun menjadi guru, upah dari pemerintah tak pernah terlambat.
Baca juga: Anggota TNI Dikeroyok di Sumedang, Dandim Mengaku Kaget
Apalagi menunggak hingga belasan bulan.
"Baru kali ini ada keterlambatan. Padahal kami juga butuh uang ini untuk sehari-hari. Kasihan rekan yang lain yang tidak punya pemasukan," ucap Asep.
Untuk bertahan hidup, Asep mengandalkan sisa uang yang dimilikinya.
Saat pandemi Covid-19 melanda, kehidupan ekonominya juga semakin sulit.
Baca juga: Fakta TNI Dikeroyok di Sumedang, Identitas Pelaku Sudah Diketahui,Berawal dari Serempet Pejalan Kaki
Tak ada bantuan yang diberikan untuk guru nonPNS.
Ditambah sepanjang tahun ini, keringatnya mengajar tak dibayar sepeser pun.
Berkali-kali Asep dan rekannya menanyakan soal gaji ke dinas.
Namun janji palsu untuk membantu terus diberikan.
"Kami minta pak bupati sama pak gubernur untuk memerhatikan nasib kami. Sudah susah untuk bertahan hidup saat pandemi ini. Kami hanya minta gaji kami di tahun ini dibayar," katanya.