Suntik Vitamin C Dosis Tinggi Bisa Bunuh Virus Corona? Berikut Penjelasan Dari Para Ahli
Dikutip dari Australian Associated Press, ada bukti bahwa suntik vitamin C dapat membantu orang dengan pneumonia yang disebabkan oleh Covid-19
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pandemi Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain di dunia belum menunjukan tanda-tanda akan berakhir.
Masih ada saja temuan kasus positif di beberapa daerah.
Pemerintah juga terus gencar menyerukan pentingnya menerapkan protokol kesehatan seperti melaksanakan 3M yakni selalu memakai masker saat keluar rumah, rajin mencuci tangan, dan menghindari karamaian atau kerumunan.
Baca juga: Efek Samping Mereka yang Disuntik Vaksin Covid-19 Dinilai Lebih Ringan Dibanding Tetanus dan Difteri
Upaya ini diharapkan bisa memutus rantai penyebaran Covid-19.
Namun banyak juga cara lain yang dilakukan masyarakat selain menarapkan 3M yakni menjaga imunitas tubuh dengan mengkonsumsi makanan sehat terutama yang mengandung vitamin C.
Dikutip dari IntisariOnline, salah satu makanan yang banyak dicari orang akhir-akhir ini adalah makanan yang mengandung vitamin C.
Vitamin C diduga kuat dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang mampu menangkal serangan virus corona (Covid-19).
Baca juga: Melaney Ricardo Dapat Pelajaran Setelah Lalui Masa Pahit Akibat Covid-19, Begini Kabarnya Sekarang
Namun benarkah, jika seseorang mendapatkan suntik vitamin C akan terhindar dari virus corona?
Sebuah unggahan di Facebook menyatakan, untuk mencegah Covid-19 dengan cara menyuntikkan vitamin C dengan dosis 20-30 gram ke pembuluh vena.
"Stop Covid-19 with vitamin-C 20g to 30g intravenous, drip. (Hentikan Covid-19 dengan vitamin C 20g sampai 30g intravena, teteskan)," tulis unggahan tersebut.
Berdasarkan Harvard Medical School menjelaskan beberapa pasien Covid-19 yang sakit kritis telah diobati dengan vitamin C intravena dosis tinggi dengan harapan dapat mempercepat pemulihan.
Baca juga: 3M Sudah, Selanjutnya Vaksinasi Covid-19, Pemerintah Libatkan Organisasi Keagamaan Soal Kehalalan
"Namun, tidak ada bukti ilmiah yang jelas atau meyakinkan bahwa (vitamin C intravena dosis tinggi) berfungsi untuk infeksi Covid-1. Dan, itu bukan bagian standar pengobatan untuk infeksi baru ini," tulis dalam situs web tersebut yang diperbarui pada 23 Oktober 2020.
Sebuah penelitian sedang dilakukan di China untuk memastikan apakah pengobatan ini berguna untuk pasien Covid-19 yang parah.
Mengenai pencegahan, Harvard Medical School menyatakan tidak ada bukti yang mengonsumsi vitamin C membantu mencegah infeksi virus corona penyebab Covid-19.
Sementara, dosis standar vitamin C umumnya tidak berbahaya.
Dosis tinggi dapat menyebabkan efek samping, termasuk mual, kram, dan peningkatan risiko batu ginjal.
Baca juga: Menganggur Saat Pandemi Covid-19, Pria Asal Tasik Ini Bangkit, Kini Jadi Bos Jasa Kurir Bersepeda
Para peneliti University Hospital of Zurich, lewat penelitiannya pada April 2020, tidak menemukan bukti ilmiah bahwa vitamin C secara oral atau intravena bermanfaat dalam mengobati virus corona penyebab Covid-19.
Badan kesehatan dunia WHO menegaskan, mikronutrien seperti vitamin D dan C serta seng sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh dan berperan penting dalam meningkatkan kesehatan.
"Saat ini tidak ada panduan tentang penggunaan suplemen mikronutrien sebagai pengobatan Covid-19," tulis WHO.
Profesor di Pusat Penelitian Radikal Bebas Universitas Otago, Magreet Vissers, yang memiliki spesialisasi dalam penggunaan vitamin C untuk mengobati penyakit, mengatakan, menganjurkan vitamin C intravena dosis 30 gram untuk mencegah Covid-19 merupakan anjuran yang bodoh.
“Ini satu langkah di atas menyuntik diri Anda dengan pemutih. Ini mungkin tidak berbahaya, tapi tidak akan membuat Anda tetap aman,” kata Vissers dikutip dari Australian Associated Press.
Baca juga: Ini Hasil Survei tentang Pencegahan Covid-19, dari Memakai Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci Tangan
Menurutnya, dosis sekitar 6-10 gram vitamin C setiap hari dapat bermanfaat bagi orang yang sakit kritis.
Vissers mengatakan pada umumnya orang dapat mempertahankan tingkat kejenuhan vitamin C melalui makanan yang sehat.
Namun, mengonsumsi vitamin C dosis tinggi secara intravena tidak akan membantu tubuh melawan Covid-19.
Profesor Mary-Louise McLaws, ahli epidemiologi dan peneliti di Universitas New South Wales, mengatakan tidak ada bukti bahwa mengonsumsi vitamin C dalam dosis besar secara intravena dapat menghentikan penyebaran Covid-19.
Menurutnya, dikutip dari Australian Associated Press, ada bukti bahwa penggunaan suntik vitamin C dapat membantu orang dengan pneumonia yang disebabkan oleh Covid-19.