Menganggur Saat Pandemi Covid-19, Pria Asal Tasik Ini Bangkit, Kini Jadi Bos Jasa Kurir Bersepeda

Kisah inspiratif dari Tasikmalaya. Sandi tak menyerah saat harus jadi pengangguran saat pandemi melanda.

Penulis: Firman Suryaman | Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Firman Suryaman
Sandi mulai menggenjot sepedanya menuju lokasi pesanan barang untuk diantar ke pemesan, Kamis (5/11/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman

TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - PAGI sekitar pukul 09.00, Kamis (5/11/2020), Sandi Hendrayana (39), bersiap mengayuh sepeda kesayangannya.

Semua pakaian bersepeda seperti sepatu dan helm sudah dikenakannya, termasuk kacamata hitam.

Bapak beranak satu warga Jalan Empang, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, ini bukan mau berolahraga sepeda yang saat ini tengah tren di masa pandemi Covid-19.

Namun ia mau mengantarkan barang kepada pelanggan setia.

Sandi saat ini membuka usaha jasa pengiriman barang dengan menggunakan sepeda.

Nama usahanya kekinian, Bike Massenger ( kurir bersepeda).

"Di masa pandemi Covid-19 ini saya menganggur. Tapi saya tak mau menyerah. Lalu muncul ide membuka usaha jasa kurir bersepeda. Idenya datang setelah saya menonton film Amerika dengan tema kurir sepeda," kata Sandi, saat ditemui di base camp usahanya di Jalan Empang, Kamis (5/11/2020).

Setiap harinya Sandi mendapat orderan 70-100 pesanan.

Sebagian besar komoditas kuliner.

Ia memiliki sebanyak 20 kurir sepeda yang selalu stanby di titik-titik strategis.

Agar barang yang akan diantarkan dalam kondisi tetap utuh, penyimpanan barang menggunakan ransel khusus.

Awal sukses usaha jasa kurir sepeda milik Sandi, diawali dengan pemasangan promosi di akun Instagram miliknya.

Modal usahanya hanyalah sepeda biasa. Seminggu kemudian order pun datang.

"Saat itu saya dapat order pertama mengirim bakso kuah. Saya pikir ini harus segera sampai karena khawatir bakso mengembang," ujarnya.

Dengan sepeda butut miliknya, ia pun mulai menggenjot dari toko bakso di Jalan Pemuda menuju rumah pemesan di Jalan Siliwangi, dengan jarak sekitar 3 km.

Saking semangatnya, jarak 3 km ditempuh dengan waktu hanya lima menit.

Tapi akibatnya, karena jarang sekali naik sepeda, napas Sandi ngos-ngosan dan keringat pun membasahi mukanya.

Ingin tampil fresh di kata pemesan pertamanya,Sandi pun "bersolek" dulu dan tentu harus berupaya menahan nafas agar tak ngos-ngosan.

"Masih ingat saat itu saya harus menahan napas agar tak kelihatan kecapaian. Alhamdulillah pemesan puas. Bahkan saya mendapat tips," ujarnya tertawa lebar.

Sejak itu, order pun berdatangan. Dengan moto "go green", pelanggan pun terus bertambah.

Sandi pun mulai merekrut rekanan pesepeda.

Tak ada syarat khusus selain punya sepeda dan berbadan kuat.

Tak terasa Sandi kini sudah memiliki 20 pasukan kurir bersepeda.

Setiap harinya ia bisa menjaring rata-rata 70 order. Sebagian besar order kuliner.

Tarifnya pun bersahabat, Rp 10.000 sekali pesan, dengan bobot maksimal 3 kg.

Walau sudah menjadi "bos", Sandi masih tetap terlibat sebagai kurir sepeda.

Namun tak lagi memakai sepeda butut. Ia sudah mampu membeli sepeda baru yang trendi.

"Syukur alhamdulillah, di tengah pandemi Covid-19 ini, dapur saya masih bisa mengebul, bahkan ada buat menabung," kata Sandi semringah.

Setiap order yang masuk, langsung dikirim Sandi kepada bike massanger dengan posisi terdekat.

Sistem pesanannya menggunakan dana talang kurir.

Warga Kota Tasikmalaya yang tertarik menggunakan jasa kurir milik Sandi, tinggal hubungi nomor WA 082118414269. Maka pesanan pun segera datang.

Baca juga: Bantu Tetap Produktif Saat Pandemi, Kezia Skin Care Roadshow Kezia Untung Di Rumah

Baca juga: Harbolnas di Tengah Pandemi Covid-19, Brand Lokal Bandung Ini Tawarkan Hal Menarik

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved