Kasus Anggota Moge di Bukittinggi, Mantan Pangkostrad Djamari Chaniago: Persoalan Kecil Jadi Besar

Kasus oknum anggota moge diduga keroyok anggota TNI di Bukittinggi menjadi perhatian setelah video penganiayaan tersebut viral di media sosial.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Seli Andina Miranti
ist
Dua pengendara moge yang keroyok anggota TNI di Bukittinggi ditahan polisi. (Istimewa) 

Yosip atas perintah Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen Irwansyah melaporkan secara resmi kejadian pemukulan tersebut ke Polres Bukittinggi.

Hingga saat ini poisi terus melakukan pengusutan.

Baca juga: Penghasilan Penyapu Koin Jembatan Sewo Rupanya Fantastis, Sehari Bahkan Bisa Dapat Rp 1,5 Juta

Baca juga: Diperpanjang hingga Akhri November, Ini Cara Dapatkan BLT UKM Rp 2,4 Juta, Sasar 3 Juta Usaha Kecil

Tentang Djamari Chaniago

Lantas siapakah Djamari Chaniago, pensiunan jenderal yang disebut-sebut dalam kasus tersebut?

Djamari disebut-sebut adalah salah satu petinggi HOG di Indonesia.

Di kalangan militer di zamannya, Djamari cukup dikenal.

Ia merupakan pensiunan jenderal bintang tiga dengan jabatan terakhir yang cukup tinggi yaitu kepala staf umum.

Lulusan Akademi Militer 1971 ini sebelumnya juga menduduki jabatan strategis seperti Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) dan Pangdam Siliwangi.

Dua pengendara moge yang keroyok anggota TNI di Bukittinggi ditahan polisi. (Istimewa)
Dua pengendara moge yang keroyok anggota TNI di Bukittinggi ditahan polisi. (Istimewa) (ist)

13 Moge Ditahan

Selain menangkap dua pengendara motor gede alias moge, Polres Bukittinggi juga menahan belasan motor Harley Davidson.

Kapolres Bukittinggi, AKBP Dody Prawinegara, mengatakan, ada 13 kendaraan yang ikut diamankan di Polres Bukittinggi.

"Kendaraan sudah diamankan. Kita cek surat-suratnya seperti STNK kendaraannya. Kalau lengkap, bisa dipertanggungjawabkan secara hukum, bisa keluar secara bertahap," katanya, Sabtu (31/10/2020).

Baca juga: 1,1 Juta Nomor Telepon, E-Mail, Alamat, dan Password Pengguna Lazada Dibobol dan Dijual Online

Diduga Kesalahpahaman di Jalan

AKBP Dody Prawinegara menceritakan, cek-cok itu terjadi hanya karena kesalahpahaman di jalan.

"Mungkin sama-sama tidak bisa mengendalikan emosi," kata AKBP Dody.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved