Wanita Ternyata Lebih Rentan Terserang Penyakit Jantung, Ini 5 Alasannya
Penyakit jantung, berdasarkan laporan Harvard Medical School, menjadi penyebab utama kematian di kalangan wanita.
TRIBUNJABAR.ID - Penyakit jantung, berdasarkan laporan Harvard Medical School, menjadi penyebab utama kematian di kalangan wanita.
Bahkan di negara maju sekelas AS, sekitar satu dari lima wanita meninggal dunia akibat penyakit jantung.
Gejala penyakit jantung yang dialami wanita pun berbeda dengan gejala yang biasa dialami wanita.
Itu sebabnya, risiko kematian pada wanita dengan penyakit jantung lebih tinggi daripada pria.
Berikut berbagai faktor yang membuat peluang kematian akibat penyakit jantung di kalangan wanita lebih tinggi daripada pria:
1. Lipid darah
Sebelum menopause, estrogen seorang wanita membantu melindunginya dari penyakit jantung dengan meningkatkan kolesterol HDL (baik) dan menurunkan kolesterol LDL (jahat).
Setelah menopause, wanita memiliki konsentrasi kolesterol total yang lebih tinggi daripada pria.
Selain itu, trigliserida merupakan kontributor penting yang menyebabkan tingginya risiko penyakit jantung pada wanita.
Saat memasuki usia menopause, tingkat HDL pada wanita cenderung rendah, sedangkan trigliserida akan meningkat.
Hal ini turut meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung pada wanita di atas usia 65 tahun.
2. Diabetes
Diabetes juga bisa membuat risiko wanita mengalami penyakit jantung lebih tinggi daripada pria.
Kondisi ini terjadi karena diabetes memiliki faktor risiko tambahan, seperti obesitas, hipertensi, dan kolesterol tinggi.
Meskipun wanita biasanya mengembangkan penyakit jantung sekitar 10 tahun lebih lambat daripada pria, diabetes akan mempercepat perkembangan penyakit jantung di kalangan wanita.
Pada wanita yang pernah mengalami serangan jantung, diabetes akan meningkatkan risiko serangan jantung dan meningkatkan risiko gagal jantung.
3. Sindrom metabolik
Sindrom metabolik adalah sekumpulan risiko kesehatan, seperti lingkar pinggang yang terlalu besar, tekanan darah tinggi, intoleransi glukosa, kolesterol HDL rendah, dan trigliserida tinggi.
Semua hal tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Penelitian Harvard Medical School membuktikan wanita yang mengalami sindrom metabolik berpotensi besar mengalami serangan jantung di usia muda.
Dalam sebuah penelitian terhadap pasien yang menjalani operasi bypass, sindrom metabolik pun terbukti menyebabkan risiko kematian yang lebih besar pada wanita daripada pria.
4. Gejala
Nyeri di area dada adalah gejala klasik serangan jantung.
Sayangnya, banyak wanita yang tidak mengalami gejala tersebut.
Gejala penyakit jantung yang kerap dialami wanita antara lain kelelahan dan sakit di area perut, leher, serta bahu.
Riset Harvard juga membuktikan hanya sekitar satu dari delapan wanita yang melaporkan nyeri dada selama episode serangan jantung.
Bahkan, seringkali mereka hanya menganggap gejala tersebut hanya tekanan, nyeri, atau sesak biasa saja.
5. Diagnosis dan pengobatan
Wanita memiliki arteri koroner yang lebih kecil dan lebih ringan daripada pria.
Hal ini membuat angiografi, angioplasti, dan operasi bypass koroner lebih sulit dilakukan, sehingga mengurangi peluang wanita untuk menerima diagnosis yang tepat dan mendapatkan hasil yang baik.
Selain itu, wanita cenderung mengalami lebih banyak komplikasi setelah operasi.
Wanita juga dua kali lebih mungkin untuk terus mengalami gejala beberapa tahun setelah angioplasti koroner atau prosedur pelebaran pembuluh darah yang tersumbat. (*)
Baca juga: KEBAL, Inilah Daftar Wilayah di Indonesia yang Tak Terdampak Covid-19 dan Nol Kasus
Baca juga: Akhirnya Jadi Istri Kevin Aprilio, Ini Alasan Vicy Melanie Mau Diajak Menikah Anak Addie MS
Baca juga: Banyak Status Peserta yang Dicabut, Kartu Prakerja Akan Buka Gelombang 11, Begini Cara Daftarnya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Hal yang Membuat Wanita Berisiko Lebih Tinggi Alami Penyakit Jantung"