Pilkada Kabupaten Bandung

Yena Iskandar Siapkan Sistem Pengelolaan Sampah Terintegrasi, Begini Cara Kerjanya

Calon bupati Bandung nomor urut 2 pada Pilkada Kabupaten Bandung 2020, Yena Iskandar Ma'soem, menyiapkan sistem pengelolaan sampah terintegrasi.

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Giri
TRIBUN JABAR/MEGA NUGRAHA
Calon bupati Bandung nomor urut 2, Yena Iskandar Ma'soem, menunjukkan alat pengelola sampah. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - ‎Calon bupati Bandung nomor urut 2 pada Pilkada Kabupaten Bandung 2020, Yena Iskandar Ma'soem, menyiapkan sistem pengelolaan sampah terintegrasi yang bisa dimanfaatkan secara ekonomis, jika kelak terpilih sebagai Bupati Bandung periode 2020-2025.

Saat ditemui di kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Rabu (21/10/2020), ia menunjukkan mesin yang di dalamnya terdapat tabung yang untuk menyimpan sampah organik dan anorganik.

Kemudian, di bawah tabung itu, ada tempat pembakaran tabung berisi sampah. Dari tabung ‎itu, mengalirkan asap bertekanan lewat pipa yang tersambung ke drum berisi air. Dari tabung berisi air itu, karena ada tekanan, air bercampur asap itu keluar dan ditampung lewat ember.

"Air yang keluar itu menghasilkan cairan yang bisa digunakan untuk pupuk organik hingga pestisida," ucap Yena‎.

Kemudian, produk cair tersebut bisa dijual oleh warga untuk kepentingan pertanian. Sehingga, pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung bisa simultan dan terintegrasi bagi pendapatan warga.

"Sehingga, kami mengajak warga untuk mengelola sampah secara simultan, terintegrasi dengan kepentingan ekonomi warga," ucap Yena.

Dia mengatakan sampah-sampah yang ada di tabung tersebut bisa sampah organik maupun anorganik.

Di sisi lain, kata dia, pengelolaan sampah secara integral ini‎ juga bisa menghemat APBD Kabupaten Bandung setiap tahun.

Sebagai contoh, jika TPA Legok Nangka di Nagrek sudah beroperasi, Pemkab Bandung harus mengeluarkan biaya hingga Rp 60 miliar untuk buang sampah ke TPA tersebut.

"Dengan sistem pengelolaan sampah seperti ini, justru APBD Kabupaten Bandung bisa efisien. Biaya yang harus dikeluarkan untuk buang sampah, bisa ditekan. Sampah-sampah organik dan anorganik diolah di mesin ini, limbahnya bisa jadi pupuk organik padat dan asap cairnya bisa jadi pestisida," ucapnya.

Dengan pengelolaan sampah secara integral, kata dia, sampah tidak lagi jadi musuh masyarakat.

Namun, juga jadi sahabat masyarakat.

Baca juga: Pengguna Twitter Kebingungan Tak Lagi Bisa Meretweet, Begini Penjelasan CEO Twitter Jack Dorsey

Baca juga: Kisah Inspiratif, Bapak Bekerja sebagai Pedagang Kelapa Parut, Dua Anaknya Lulus Kuliah Cumlaude

"Sehingga, lengit runtahna (hilang sampahnya), sehat warganya dan loba duitna (banyak uangnya) dari mengelola sampah," ucap Yena.

Ia menambahkan, jika ia terpilih sebagai bupati, mesin itu akan disimpan di di setiap wilayah desa dan kecamatan.

"Sehingga, sampah-sampah yang dihasilkan di satu wilayah, ti‎dak langsung dibuang ke TPA. Tapi diolah dulu. Produk yang dihasilkan kemudian bisa dijual oleh warga sehingga punya pendapatan sendiri," ucap Yena. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved