Diejek karena Budi Dayakan Gulma, Petani Asal Bekasi Ini Menuai Kesuksesan dan Menjadi Jutawan

Diejek petani lain, Sudarsa (48) justru menjadi petani sukses. Dia merupakan petani yang berhasil membudidayakan genjer.

Editor: Giri
Warta Kota
Sudarsa (tengah) saat menunjukkan lahan genjer miliknya, Jalan Kaliabang Tengah, Bekasi Utara, Sabtu (17/10/2020). 

TRIBUNJABAR.ID, BEKASI - Diejek petani lain, Sudarsa (48) justru menjadi petani sukses. Dia merupakan petani yang berhasil membudidayakan genjer.

Omzetnya per minggu mencapai puluhan juta rupiah dari hasil panen genjer di atas lahan seluas tujuh hektare.

Awal mula perjalanannya memang tak mudah.

Bahkan, banyak petani lain yang menertawakannya saat memutuskan menanam genjer.

"Kata petani lain, 'kenapa nanam genjer, itu kan gulma, tanaman pengganggu', saya malah diketawain," ujar Sudarsa saat ditemui di Jalan Kaliabang Tengah, Bekasi Utara, Sabtu (17/10/2020).

Namun, Sudarsa menilai, genjer memiliki nilai ekonomis sangat tinggi lantaran sangat jarang ditanam oleh petani.

"Saya kan sebelum nanam lihat ke pasar juga. Karena memang jarang sekali yang nanam dan kebutuhannya juga tinggi di Bekasi dan Jakarta," katanya.

Sudarsa mengatakan, salah satu keunggulan genjer adalah pertumbuhannya yang begitu cepat.

Hanya membutuhkan waktu kurang lebih sebulan saja, bibit bisa tumbuh menjadi tanaman yang siap dipanen.

"Sebulan sudah bisa dipanen. Diambil tangkainya yang masih muda dan ada kuncupnya."

"Kalau sudah jadi tanaman, bisa dipanen seminggu sekali. Tanamannya bisa bertahan paling lama tiga tahun," ujarnya.

Sudarsa yang berasal dari keluarga petani ini, memang sudah terbiasa bercocok tanam sejak kecil.

Dia telah mencoba menanam banyak tanaman dan merugi hingga ratusan juta rupiah.

Baca juga: Dijodohkan Warganet dengan Mantan Pacar Anak Iis Dahlia, Barbie Kumalasari Berikan Teka-teki

Baca juga: AKHIRNYA, Polisi Temukan Cai Changpan yang Kabur dari Lapas Tangerang, Begini Kondisinya

"Kalau padi terlalu lama, harus enam bulan. Sudah gitu belum lagi hamanya. Saya juga pernah tanam kol, timun sama padi juga. Tapi gagal, habis modal sampai Rp 150 juta," kata Sudarsa.

Lain halnya dengan genjer yang cukup cepat pertumbuhannya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved