Seperti Minum Obat, Bencana Alam Sapa Jabar Tiga Kali Sehari, Mayoritas Berhubungan dengan Air

Jawa Barat memiliki kerentanan yang tinggi terhadap bencana. Per tahun, Jawa Barat mengalami antara 1.500 sampai 2.000 kejadian bencana.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Kompas.com/Irwan Nugraha
Banjir di Kabupaten Tasikmalaya, Senin (12/10/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan, Jawa Barat memiliki kerentanan yang tinggi terhadap bencana. Per tahun, Jawa Barat mengalami antara 1.500 sampai 2.000 kejadian bencana.

Dengan angka tersebut, katanya, jika dibagi 365 hari atau jumlah hari dalam setahun, maka hitungan kasarnya setiap hari terjadi tiga kali bancana bahkan lebih.

Mayoritas bancana berkaitan dengan air atau bencana hidrologis seperti longsor dan banjir.

“Kayak makan obat, sehari tiga kali dan mayoritas kebencanaan di Jawa Barat berkaitan dengan hidrologis, urusan air. Daerah tengah ke utara yang datar banjir, daerah tengah ke selatan longsor, tapi semuanya sumbernya air,” ucap Ridwan Kamil di Bandung, Kamis (15/10/2020).

Satu di antara respons yang dilakukan Pemprov Jabar, katanya, adalah melahirkan cetak biru bernama Provinsi Tangguh Bencana atau West Java Resilience Province. 

Di dalamnya terdapat persiapan anggaran, edukasi kepada anak sekolah sampai orang dewasa mengenai kesiapsiagaan, kedaruratan jaringan, dan budaya tangguh bencana.

Kehadiran fenomena iklim La Nina di tahun ini pun, katanya, membuat intensitas kewaspadaan lebih meningkat.

Gubernur mengaku sudah menginstruksikan dan memberi imbauan kepada wali kota dan bupati se-Jawa Barat agar siaga 1 bencana.

Di sisi lain, ia mengakui ada kendala yang dihadapi berkaitan dengan pendapatan dan anggaran daerah.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat pun turut terkena refocusing anggaran untuk penanggulangan Covid-19.

“Karena pendapatan Jawa Barat turun sehingga kita akan banyak memotong kegiatan-kegiatan yang hadirnya di 2020. Program-program gubernur juga banyak yang dipotong untuk memastikan kita fokus pada hal-hal yang survival atau wajib,” katanya.

Anggaran BPDB Jawa Barat terkena refocusing hingga 60 persen untuk tahun ini.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Dani Ramdan, mengatakan, anggaran murni untuk BPBD tahun 2020 ini sekitar Rp 30 miliar.

Namun, setelah terkena refocusing, anggaran yang tersisa untuk satu tahun ini sekitar Rp 14 miliar.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved