Penanganan Virus Corona

Orang Muda Tak Akan Dapat Vaksin Covid-19? Ini Alasan WHO dan Kriteria Penerima Vaksin Corona Virus

Vaksinasi akan diprioritaskan kepada kelompok berisiko tertinggi, dan orang tua.

Editor: Siti Fatimah
ISTIMEWA
ilustrasi vaksin Covid-19 

TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG - Uji klinis vaksin Covid-19 sudah dilakukan dan diharapkan dalam waktu dekat warga dunia bisa mendapatkan vaksin Covid-19 ini.

Tapi ternyata WHO memiliki kebijakan sendiri soal vaksin Covid-19.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan orang muda yang sehat tidak akan mendapat vaksin virus corona (Covid-19) hingga 2022.

Dikutip dari Tribunews, Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan, vaksinasi akan diprioritaskan kepada kelompok berisiko tertinggi, dan orang tua.

Baca juga: Diklaim Halal, Indonesia Kerjasama Pengembangan dan Pengadaan Vaksin Berbahan RNA Sintesis

Selain itu juga para petugas kesehatan, yang berada di garda terdepan berperang melawan Covid-19

"Anak muda yang sehat mungkin harus menunggu sampai 2022 untuk mendapat vaksin," ujar Swaminathan seperti dilansir Reuters, Kamis (15/10/2020).

"Kebanyakan orang setuju, vaksinasi itu dimulai dengan petugas kesehatan, dan pekerja garis depan, tetapi bahkan di sana, Anda perlu menentukan mana dari mereka yang berisiko tertinggi, dan kemudian orang tua, dan sebagainya," kata Swaminathan.

WHO juga menegaskan,  membiarkan infeksi menyebar dengan harapan mencapai "herd immunity" tidak etis dan akan menyebabkan kematian yang tidak perlu.

Karena itu WHO mendesak perlunya penerapan protokol kesehatan yang ketat yakni mencuci tangan, jarak sosial, memakai masker dan menghindari kerumunan orang - untuk mengendalikan penyebaran virus.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Jabar Mulai Bulan Depan, Bandung Berharap Jadi Prioritas

"Orang-orang berbicara tentang herd immunity. Kita hanya harus membicarakannya dalam konteks vaksin," kata Swaminathan.

"Anda perlu memvaksinasi setidaknya 70% orang ... untuk benar-benar memutus mata rantai penyebarannya."

Apalagi WHO mengingatkan, puluhan vaksin masih dalam uji klinis dan harapan untuk inokulasi awal tahun ini.

Sehingga Swaminathan menegaskan vaksinasi massal tidak mungkin cepat.

Dua kandidat vaksin dari Johnson &Johnson dan uji coba AstraZeneca di AS, dihentikan sementara karena masalah keselamatan.

Karena itu WHO kembali mengingatkan disiplin menjalankan protokol kesehatan di tengah kekhawatiran akan naiknya kasus kematian bersamaan lonjakan kasus.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved