Gara-gara Kabar Potensi Tsunami 20 Meter, Omzet Pedagang di Sukabumi Turun 25 Persen

Wilayah Palabuhanratu ini disebut-sebut menjadi salah satu wilayah paling terdampak jika tsunami itu benar-benar terjadi.

Editor: Ravianto
Image by Elias Sch. from Pixabay
Ilustrasi gelombang tsunami. 

Ia menjelaskan, Palabuhanratu menjadi wilayah dengan risiko tinggi terkena tsunami karena terdapat perkantoran pemerintahan Kabupaten Sukabumi, pasar hingga objek wisata.

"Palabuhanratu jadi risiko paling tinggi, kenapa paling tinggi, karena disitu ada perkantoran pemerintah, objek wisata ada pasar dan sebagainya, jadi yang paling berisiko adalah Palabuhanratu," jelasnya.

 Bentangan Pantai di Cianjur 70 KM, Nelayan Dilema Ramainya Pemberitaan Ancaman Tsunami 20 Meter

 UPDATE Potensi Tsunami 20 Meter, Disparbud Jabar Segera Buat Kebijakan agar Masyarakat Lebih Waspada

Selain Palabuhanratu, ia juga menyebutkan, ada beberapa Kecamatan yang landai dan sangat rentan terdampak tsunami.

"Terus yang lebih parah lagi karena memang pantainya sangat landai itu Tegalbuleud, berbeda dengan Cibitung itu ada tahanan tebing. Tetapi Tegalbuleud itu sangat landai, kalau misalkan terjadi tsunami masyarakat ada kesulitan untuk melarikan diri, karena bukit-bukitnya jauh," terangnya.

Kendati demikian, pihaknya telah memasang Early Warning System (EWS) atau pendeteksi terjadinya bencana, salah satunya tsunami.

 UGM Temukan Alat Deteksi Gempa, Gempa Besar Bisa Diprediksi 2 Minggu Sebelumnya, yang Kecil 3 Hari

 Soal Potensi Tsunami 20 Meter di Pantai Selatan Jawa, Menristek: Belum Ada yang Bisa Prediksi Gempa

"Kita sudah memasang Early Warning System (EWS) karena memang pemeliharaan cukup besar, beberapa memang ada yang rusak, tetapi kita usahakan lah dengan adanya informasi dari ITB ini kita akan cek semua Early Warning System," katanya.

"Tetapi yang lebih penting adalah kearipan lokal, Early Warning System itu yang lebih efektif itu adalah kearipan lokal, seperti kentongan, jadi ketika ada bencana lebih cepat warga memberitahu dengan kentongan dan langsung menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman," pungkasnya.

Disparbud Jabar Pun Siapkan Antisipasi

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat ( Disparbud Jabar) menyusun langkah strategis dalam menindaklanjuti kajian tim riset Institut Teknologi Bandung (ITB) mengenai potensi gempa megathrust hingga tsunami setinggi 20 meter di selatan Jawa Barat.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Dedi Taufik, mengatakan kajian tersebut dibuat oleh orang-orang yang memiliki kompetensi meski masih prediksi.

Menurut Taufik, hal yang paling penting saat ini adalah menyiapkan berbagai kebijakan untuk menekan potensi dampak yang terjadi. Salah satunya mengaktivasi program tourism crisis management.

Terlebih, di kawasan pantai selatan banyak destinasi wisata andalan Jawa Barat untuk menarik kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara, dari mulai Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, sampai Pangandaran. 

“Kami akan membahas hal ini dengan pemerintah kabupaten kota termasuk para pelaku industrinya. Terutama mengenai manajemen krisis yang harus terus diaktifkan dengan baik, termasuk membentuk masyarakat yang juga sadar bencana,” kata Dedi saat dihubungi, Rabu (30/9).

Hasil kajian mengenai tsunami tersebut, katanya, menyebabkan kepanikan di kalangan pelaku industri pariwisata Jawa Barat dan calon wisatawan. Persepsi yang terbentuk, tsunami akan terjadi sebentar lagi, bukan sebuah kajian utuh.

“Kami tetap menganggap hasil kajian ini penting, kita tidak boleh anti atau menolak mentah-mentah karena ada pakar yang terlibat dalam penelitian. Tugas kita kan menekan potensi kerusakan dan korban jika memang itu terjadi,” ucapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved