Harga Vaksin Covid-19 Buatan Bio Farma Rp 200 Ribu/Dosis, Tiap Orang Butuh 2 Dosis
Jika tidak ada hambatan, pemerintah akan melakukan vaksinisasi terhadap 170 penduduk Indonesia pada awal tahun 2021.
TRIBUNJABAR.ID - Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan vaksin kerja sama Sinovac asal China masih dalam proses uji klinis tahap akhir.
Dia mengasumsikan harga vaksin Covid-19 mencapai Rp 200 ribu per dosis.
Hal itu disampaikannya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/10/2020). ( harga vaksin corona / harga vaksin Covid-19 buatan Bio Farma )
• KABAR Terbaru Uji Coba Vaksin Covid-19 Bio Farma dan Unpad Bandung, Emil Ingatkan Warga Siap Mental
• Jenderal Mantan Kopassus Minta BPOM-MUI Cek Kehalalan Vaksin Covid-19, Simulasi di Puskesmas Jabar
"Saya tidak mengatakan harganya seperti ini, tapi diasumsikan. Katakanlah Rp 200 ribu rupiah satu dosis, artinya 2 dosis Rp 400 ribu," kata Honesti.
Menurut Honesti, setiap orang membutuhkan dua kali vaksinasi sehingga total vaksin yang dibutuhkan sebanyak 340 juta dosis.
Honesti mengatakan, pihaknya membutuhkan anggaran yang cukup besar, mencapai triliunan rupiah.
"Kemungkinan nanti pada saat vaksin Covid-19 diproduksi butuh biaya yang cukup besar karena pengadaan vaksin ini mulai dari beli bahan baku sampai produksi," ucapnya.

Kerja sama Bio Farma dengan Sinovac dalam pengadaan vaksin dalam rangka jangka pendek, yaitu membantu pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Prototipe vaksin sudah tiba di Bandung sejak 19 Juli dan diuji klinis terhadap manusia dan proses uji klinis tahap III sudah berjalan.
"Ini untuk memenuhi jangka pendek, karena kita tahu target pemerintah untuk segera memutuskan mata rantai ini. Tapi untuk jangka pendek ini kami akan melakukan proses, dengan Sinovac sehingga nanti vaksinnya dibikin atau proses produksi di Bio Farma di Bandung," katanya.
• Emil Umumkan 5 Daerah Zona Merah Covid-19 di Jabar, Data Selama Sepekan Terakhir
Untuk target jangka panjang, Bio Farma akan bekerja sama dengan Konsorsium Nasional yang akan memproduksi vaksin Merah Putih.
Proyek ini dilakukan oleh Konsorsium Nasional yang terdiri dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), lembaga riset Eijkman Institute, kementerian terkait, institusi, perguruan tinggi, juga BUMN farmasi Bio Farma.