Kemenag Kota Bandung Sikapi Begini Soal KBM Tatap Muka di Empat Ponpes saat Pandemi Covid-19
Kemenag Kota Bandung akan segera mengevaluasi kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di empat pondok pesantren
Penulis: Cipta Permana | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kementerian Agama wilayah Kota Bandung akan segera mengevaluasi kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di empat pondok pesantren yang ada di Kota Bandung.
Hal itu di lakukan sebagai langkah antisipatif seiring ditemukannya klaster pesanten di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Kabupaten Kuningan dan Pondok Pesantren Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya beberapa hari lalu.
Humas Kantor Kementerian Agama Wilayah Kota Bandung, Agus Saparudin mengatakan, dari sekitar 150 pondok pesantren yang ada di Kota Bandung, empat diantaranya kini sudah menggelar kegiatan pembelajaran secara tatap muka.
• Sebuah Komplek Pendidikan Agama di Kabupaten Tasikmalaya Jadi Klaster Baru Covid-19
• Kang Uu Tekankan Keterbukaan Pesantren dalam Antisipasi Penyebaran Covid-19 di Jabar
"Karena adanya situasi ini, kami akan segera mengevaluasi KBM tatap muka yang sudah berlangsung di empat pesantren di Kota Bandung. Teknisnya seperti apa, nanti menunggu hasil keputusan dan arahan kebijakan dari Pak Kakanwil Kemenag Jabar, apakah kita harus menghentikan kegiatan di pondok pesantren sebagaimana disampaikan Pak Wagub atau bagaimana, semua kemungkinan masih dibahas," ujarnya saat dihubungi melalui telepon. Jumat (2/10/2020).
Menurutnya, secara karakteristik penerapan pendidikan di pesantren yang ada di Kota Bandung, berbeda dengan penerapan di pondok pesantren umummya di Jawa Barat. Dimana rata-rata santri di Kota Bandung tidak tinggal di asrama atau mondok, melainkan lebih banyak yang masih tinggal di rumah masing-masing.
"Santri pesantren di Kota Bandung yang mondok hanya 30 persen lah, sisanya pulang pergi. Hingga saat ini memang belum ada laporan terjadinya penularan covid-19 di santri Kota Bandung, mudah-mudahan jangan ada, apalagi pelaksanaan KBM tatap muka sudah sesuai dengan anjuran protokol kesehatan, tapi bila ada kebijakan baru maka akan disesuaikan," ucapnya.
Agus menambahkan, selain mengevaluasi KBM tatap muka, dalam kondisi pandemi covid-19 kemungkinan pihaknya pun akan mengevaluasi aganda peringatan hari santri yang akan dihelat dalam waktu dekat.
"Karena dengan pandemi ini kita harus sangat hati-hati ya. Jangan sampai pesantren menjadi klaster baru pandemi Covid-19," katanya. (Cipta Permana).