Kisah Kuli Angkut Barang di Pasar, Hidup Susah di Kampung, Semangat Kerja di Perantauan
Waktu menunjukkan pukul 20.00 malam, saat itulah anggota DPR RI Dedi Mulyadi bertemu dengan Abah Mahari
TRIBUNJABAR - Waktu menunjukkan pukul 20.00 malam, saat itulah anggota DPR RI Dedi Mulyadi bertemu dengan Abah Mahari, seorang kuli angkut barang.
Malam itu Abah Mahari hendak mengangkut setumpuk daun pepaya yang diambilnya dari kebun untuk dibawa ke pasar
Abah Mahari hanya kuli angkut, daun pepayanya milik orang lain yang digunakan untuk membungkus daging sapi agar dagingnya jadi lebih lunak.
Dalam perbincangan dengan Dedi Mulyadi kemudian terungkap, Abah Mahari berasal dari Tegal, Jawa Tengah.
Ia jadi kuli angkut di satu pasar di Subang. Ia nekat merantau karena di kampung halamannya hidup susah.
• Ini Tata Cara Pengibaran Bendera Setengah Tiang 30 September, Kenang Peristiwa G30S/PKI

"Apalagi saat wabah corona seperti ini. Waktu di kampung, oleh pemerintah disuruh diam di rumah tapi gak diberi uang, ya susah. Saya cuma tidur aja, tapi kalau gak usaha ya gak makan," kata Abah Mahari.
Menurut Abah Mahari, jika tidak ada wabah corona, di Tegal ia bekerja menjadi buruh tani.
Namun hidupnya tetap memperihatinkan. Saat padi mau dipanen, justru terserang hama wereng.
"Akhirnya saya pinjam uang ke rentenir, tapi justru jadi banyak utang," ujar Abah Mahari.
Di pasar, ia tak hanya jadi kuli angkut barang, ia pun mau jika disuruh untuk membersihkan jongko milik pedagang.
• CATAT! Inilah Jadwal Siaran Langsung Liga Champions di Vidio dan SCTV, Kamis Dini Hari Nanti

Tak heran Dedi Mulyadi pun kagum dengan semangat kerja Abah Mahari.
Dalam kesempatan itu, sama seperti ke orang pekerja keras lainnya, Dedi pun memberikan sejumlah uang untuk Abah Mahari. Uang itu untuk bekal hidup keluarganya di Tegal.
Video pertemuan antara Dedi Mulyadi dengan Abah Mahari kemudian diunggah ke akun media sosial dan channel youtube Kang Dedi Mulyadi dan mendapatkan banyak respons positf dari warganet.