Ini Langkah BPBD Kabupaten Sukabumi Antisipasi Tsunami 20 Meter Kajian ITB
BPDB Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menanggapi serius hasil kajian Institut Teknologi Bandung ( ITB) mengenai tsunami 20 meter di selatan Jawa.
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Kontributor Kabupaten Sukabumi M Rizal Jalaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPDB) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menanggapi serius hasil kajian Institut Teknologi Bandung ( ITB) mengenai tsunami 20 meter di selatan Jawa.
Plt Kepala BPBD Kabupaten Sukabumi, Maman Suherman mengatakan, pihaknya telah melakukan kajian empirik terkait potensi tsunami tersebut.
"Itu bukan isu, itu kajian ilmiah dari ITB. Artinya begini, kalau kajian ilmiah itu bisa iya bisa tidak. Tetapi juga ada kajian empirik.
• Antisipasi Tsunami, Puluhan Papan Penunjuk Jalur Evakuasi Tsunami di Sukabumi Sudah Terpasang
Kajian empirik kami memang potensi itu memungkinkan terjadi," ujarnya.
"Dilihat dari sisi apa, ini kan sering terjadi gempa, walaupun gempa itu relatif kecil ya, pertama itu, yang kedua masyarakat juga sudah menyadari bahwa itu akan mungkin terjadi, apakah itu karena itu siklus tahunan, misalkan 400 tahun sekali dan sebagainya," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya meyakini hasil kajian ITB tersebut. Karena, kata dia, memang benar di laut selatan ini ada patahan megathrust.
Menurutnya, apabila terjadi patahan megathrust, maka bisa menimbulkan gempa disertai tsunami seperti hasil kajian ITB.
"Artinya kemungkinan-kemungkinan itu bisa saja terjadi, apalagi sudah dikaji oleh ITB kita yakin dan kita percaya, karena apa, di Sukabumi atau di pantai laut selatan ini ada Megathrust. Nah ini sumber kemungkinan terjadi bencana, dan apabila terjadi patahan megatrusht itu menimbulkan bencana gempa bumi yang disertai dengan adanya tsunami," jelasnya.
Untuk mengantisipasi risiko bencana tsunami tersebut, pihaknya telah melakukan edukasi kepada masyarakat.
Selain itu, jalur-jalur evakuasi bencana juga telah disiapkan sejak lama oleh BPBD Kabupaten Sukabumi.
"Bagaimana langkah Pemda, itu yang jadi persoalan. Langkah pemda pertama tentu menyiapkan, mengedukasi masyarakat, agar masyarakat tahu langkah apa untuk mengurangi risiko bencana," katanya.
"Pertama kita menyiapkan lahan-lahan evakuasi, kita membuat jalur-jalur evakuasi, kita membentuk desa tangguh bencana, nah itu langkah-langkah yang kita ambil, adapun tidak terjadi ya syukur. Tetapi apabila terjadi bagaimana kita mengedukasi masyarakat agar paling tidak mengurangi risiko bencana," terangnya.
Pihaknya juga telah melakukan kegiatan simulasi bencana di beberapa Kecamatan yang ada di Selatan Sukabumi. Tepatnya di wilayah yang rawan terjadi tsunami.
"Kegiatan yang telah kita lakukan itu latihan simulasi-simulasi bencana, baik di Cisolok wilayah Tegalbuleud dan wilayah Sukabumi lain. Tetapi kan kalau berdasarkan kajian dari ITB itu kan yang paling utama itu di wilayah Banten yang 20 meter, artinya itu kajian maksimal," ujarnya.
Selain memperhatikan kajian ITB soal patahan megathrust yang sebabkan tsunami dahsyat. Pihaknya juga meminta agar memperhatikan potensi gempa bumi darat.