Ada Klaster Pesantren di Kuningan dan Tasikmalaya, Ridwan Kamil Koordinasi dengan Pemerintah Pusat
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan, akan mengoordinasikan lebih lanjut temuan peningkatan kasus penyebaran Covid-19 di klaster pesantren.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan, akan mengoordinasikan lebih lanjut temuan peningkatan kasus penyebaran Covid-19 di klaster pesantren di Kabupaten Kuningan dan Kota Tasikmalaya dengan pemerintah pusat. Penanganan pun telah dilakukan pemerintah kota/kabupaten.
"Klaster di pesantren ada di Kuningan ada di Tasikmalaya. Jam 17.00, kami akan mengoordinasikan dengan Pak Luhut (Menko Marves RI), juga untuk membahas kita akan fokuskan pengetesan di zona-zona dan kelaster baru. Intinya bahwa dinamika naik-turunnya kasus Covid-19 ini masih berlangsung," kata Ridwan Kamil di Puskesmas Garuda, Rabu (30/9/2020).
Penanganan klaster Covid-19 di pesantren, katanya, sudah dilakukan sesuai prosedur.
Penghuni pesantren jika setelah dites hasilnya negatif, akan dipulangkan ke rumah masing-masing. Namun jika positif dan bergejala ringan, maka dia diisolasi di pesantren dengan protokol kesehatan.
"Tapi kalau terkena positifnya agak berat, maka dirujuk ke rumah sakit. Lingkungan dekat pesantren dilakukan yang namanya pembatasan sosial berskala mikro (PSBM). Itu juga sudah dilakukan sehingga semua upaya-upaya saya kira sudah baik," katanya.
Oleh karena itu, katanya, permintaan dan harapan pemerintah hanya satu, mohon disiplin menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, sambil menunggu vaksin. Hanya dengan itulah masyarakat bisa produktif hidup adaptif sambil menunggu vaksin.
Wakil Gubernur Jawa Barat sekaligus Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19, Uu Ruzhanul Ulum, menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di Pondok Pesantren (Ponpes) Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan.
Keputusan ini berdasarkan kesepakatan bersama pimpinan dan pengurus ponpes.
Hal itu menindaklanjuti ditemukannya 56 santri Ponpes Husnul Khotimah positif Covid-19 lewat uji usap (swab test) metode polymerase chain reaction (PCR) kepada sebagian santri beberapa waktu lalu.
Dari 56 orang tersebut, sebanyak 10 di antaranya telah dinyatakan sembuh, sementara 46 lainnya masih menjalani karantina di asrama ponpes.
Dengan kesepakatan untuk menghentikan KBM tatap muka di Ponpes Husnul Khotimah, Uu pun mengucapkan terima kasih kepada pihak ponpes atas pengertian dan kesediaan untuk memutus penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada pimpinan pondok pesantren, sesepuh di sini, yang bisa menangkap arah keinginan pemerintah, sehingga apa yang disampaikan oleh kami (pemerintah) disepakati oleh pengurus dan pimpinan pondok pesantren disini," kata Uu saat mengunjungi Ponpes Husnul Khotimah, Selasa (29/9/2020).
"Artinya, langkah selanjutnya setelah adanya swab, ada proses penghentian proses belajar-mengajar, tetapi dengan tahapan-tahapan yang telah ditentukan," katanya.
Uu menambahkan, Pemerintah Provinsi Jabar juga memberikan bantuan 5.000 peralatan swab test kepada Ponpes Husnul Khotimah untuk pelaksanaan tes masif terhadap seluruh penghuni pesantren dan warga sekitar.
"Bantuan sekarang 5.000 (alat swab test), karena santrinya (ada) 4.000, ditambah para pengurus 600, dan juga warga sekitar," ucap Uu.
Ia pun berharap, kasus Covid-19 tidak terjadi lagi di seluruh ponpes di Jabar. Untuk itu, Uu mengingatkan pengelola ponpes untuk terus memperketat penerapan protokol kesehatan khususnya memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun, di lingkungan ponpes.
Selain itu, Uu mengarahkan pimpinan dan pengelola ponpes untuk segera berkoordinasi dengan gugus tugas setempat jika ditemukan adanya gejala penularan Covid-19. Menurutnya, keterbukaan ponpes penting dalam antisipasi penyebaran kasus.
"Atas nama Pemprov Jabar, kami tidak henti-hentinya mengimbau kepada pengelola pondok pesantren untuk mengetatkan dan memaksimalkan protokol kesehatan," kata Uu.
"Kalau ada gejala-gejala Covid-19, saya harap para kiai dan pimpinan ponpes untuk tidak segan melapor kepada gugus tugas setempat. Jangan malah ditutup-tutupi, karena dikhawatirkan semakin menyebar. Tapi kalau sigap, bisa segera diantisipasi," tuturnya.
Sebagian Besar dari Klaster Pendidikan
Pada Selasa (29/9/2020), Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota mencatat adanya 33 penambahan jumlah penderita Covid-19. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, membenarkan adanya lonjakan tersebut.
Ia menyebut, penambahan 33 kasus terjadi pada Senin (28/9/2020) hingga malam hari.
"Itu dari hasil swab test massal yang kami lakukan di beberapa titik. Hampir seluruhnya yang terkonfirmasi positif dari klaster pendidikan," kata Uus.
• Masyarakat Harus Siap Mental, Kalau Uji Klinis Vaksin Covid-19 Berhasil, 2022 Kehidupan Baru Normal
• Berita Persib Hari Ini: Robert Butuh Bantuan, Gatot Prasetyo Turun Tangan Tangani Kiper Persib
Swab massal dilakukan terhadap warga hasil tracing dari klaster pendidikan, keluarga, dan perorangan. Hasilnya tercatat 33 orang terkonfirmasi positif.
Dengan demikian, jumlah positif Covid-19 dari klaster pendidikan lebih dari 50 orang. Sebelumnya tercatat kasus positif klaster pendidikan sebanyak 23 orang.
Hasil swab test juga saat ini bisa dilihat hasilnya dalam beberapa jam, karena Pemkot Tasikmalaya kini memiliki dua unit alat swab test bantuan Pemprov Jabar dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). (*)