Pesantren di Garut yang Terima Bantuan Kemenag Dipalak, Mengaku Orang & Partai Pengusung Bantuan
Sejumlah pengurus pesantren di Garut yang menerima bantuan dari Kemenag dimintai uang oleh sejumlah orang.
Penulis: Firman Wijaksana | Editor: taufik ismail
Namun setelah dicairkan, bantuan tersebut diberikan ke seseorang yang mengaku sebagai koordinator partai politik.
“Alasannya karena mereka yang mengusung (bantuan). Padahal kan prosesnya tidak seperti itu. Mereka mengancam kalau tidak mau kasih. Kami kurang paham juga jadi diberikan saja," ucapnya.
Menurut Yasin, ada madrasah diniyyah yang tak mengajukan tapi menerima bantuan.
Namun uang bantuan itu dicairkan orang lain.
"Ada dari pihak madrasah yang datang ke bank sambil membawa SK untuk mencairkan. Tapi ternyata sudah ada yang mencairkan duluan,” sebutnya.
Kosim (42), pengurus pesantren anak yatim mengaku bahwa pihaknya mendapat bantuan sebesar Rp 25 juta.
Dari jumlah tersebut kemudian dipotong 50 persen.
“Kami tidak tahu dapat bantuan. Tiba-tiba sudah dicairkan dan diberikan saja yang 50 persennya ke kami. Bingung juga, kok, seperti ini," ucapnya.
Dari data yang diterima, bantuan Kementerian Agama untuk pesantren di Kabupaten Garut sekitar 657 paket.
Jumlah tersebut terdiri dari BOP daring 268, madrasah diniyyah 77, taman pendidikan Quran 10, ponpes kecil 295, dan ponpes sedang 7.
Total bantuan yang diberikan mencapai Rp 12 miliar.
Kasi Pondok Pesantren Kemenag Garut, Enang, mengaku tidak tahu menahu masalah pemotongan.
Bantuan tersebut sama sekali tak melalui Kemenag Garut. Baik sejak awal pengajuan hingga pencairan.
"Tidak lewat kami bantuannya. Dari pengajuan sampai cairnya bantuan itu dilakukan pesantren ke Kemenag pusat melalui online," ujar Enang.
Hanya saja dari informasi yang didapatkan Enang, bantuan tersebut dimainkan oleh pihak-pihak tertentu.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/libas-korupsi.jpg)