G30S/PKI, Kisah Putri AH Nasution Loncat dari Ketinggian 2 Meter, Kaki Patah Sakitnya Masih Terasa
Anaknya yang masih kecil, Ade Irma Suryani menderita luka tembak dan sempat mendapat perawatan tapi tidak dapat selamat.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Ravianto
"Sampai tulang kaki saya patah yang saya rasakan sakitnya sampai sekarang, paha kaki saya yang kanan penuh dengan pen penyambung tulang," ucapnya.
Sambil menahan rasa sakit, ia mencari ajudan.
Ia kemudian bersembunyi di kamar ajudan dan diberi tahu keselamatan keluarganya sedang di ujung tanduk.
"Tak berapa lama terjadi ribut-ribut di ruang jaga dan ajudan Pak Nas Lettu Czi Pierre Tendean diculik. Sampai pagi saya bersembunyi," katanya.
Setelah hari menjelang pagi, Johanna mencari Hendrianti sambil menggendong Ade Irma yang terluka.
Sementara itu, AH Nasution menyelamatkan diri dengan cara melompat pagar ke Kedubes Irak yang ada di sebelah.
Ia bersembunyi di belakang tong untuk menyelamatkan diri dari penculikan dan pembunuhan.
Ade Irma dibawa ke RSPAD untuk diberikan pertolongan.
Gadis kecil itu harus menjalani operasi beberapa kali.
Hendrianti yang tak kuasa melihat adiknya yang bersimbah darah hanya bisa menangis.
"Adik saya bilang, 'Kakak jangan nangis, adik sehat'," katanya.
Selain menenangkan Hendrianti, Ade Irma juga bertanya kepada sang ibu.
"Adik tanya ke ibu saya, 'Kenapa ayah mau dibunuh mama?"
Kalimat tersebut diucapkan sebelum Ade Irma Sutyani meninggal dunia.
Ia menghembuskan napas terakhirnya setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit.
"Tanggal 6 Oktober adik saya dipanggil Allah. Saya sebagai manusia sudah memaafkan mereka tapi peristiwa ini tidak boleh dilupakan," ucapnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/putri-jenderal-besar-abdul-haris-ah-nasution-hendrianti-sahara-nasution_20171001_075313.jpg)