Perum Cempaka di Karangpawitan Garut Diisolasi, Sopir Angkot Pun Mogok Tak Bisa Masuk ke Sana
Ratusan sopir angkot di Kabupaten Garut menggelar aksi mogok. Menyusul isolasi Perum Cempaka
Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Wijaksana
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Ratusan sopir angkot di Kabupaten Garut menggelar aksi mogok. Menyusul isolasi Perum Cempaka di Kecamatan Karangpawitan sejak Sabtu (19/9/2020).
Sopir angkot jurusan Terminal Guntur-Cempaka mengaku penghasilannya menurun karena tak bisa masuk wilayah Cempaka. Para sopir juga menuntut pemerintah memberi bantuan selama masa isolasi.
"Sejak Sabtu mereka sudah terdampak langsung. Jalur angkot di Cempaka ini diisolasi sama pemerintah," ujar Ketua DPC Organda Kabupaten Garut, Yudi Nurcahyadi di kantornya, Selasa (22/9).
Yudi menyebut, Pemkab Garut tidak memberikan perhatian kepada para awak angkutan. Padahal mereka juga ikut terdampak langsung pemberlakuan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM).
• Polres Tasikmalaya Ungkap Kasus Pembobolan Alfamart di Sukarame, Sosok ini Ternyata Pelakunya
"Mereka mengadu ke kami supaya mendapatkan subsidi untuk bahan bakar dan sembako. Ada juga permintaan agar pemerintah memberikan perlindungan kesehatan kepada para awak angkutan," katanya.
Pihak Organda sudah meminta masker dan hand sanitizer kepada Pemkab Garut bagi para sopir. Namun permintaan tersebut hingga saat ini belum dipenuhi.
"Kami beri tenggat waktu sampai Kamis ini. Kalau tidak dipenuhi, hari Jumat akan ada aksi besar. Mau ada izin atau tidak kami akan turun ke jalan," ucapnya.
Selama masa pandemi, para sopir belum mendapat bantuan. Padahal permintaan masker dan hand sanitizer sangat mudah dikabulkan oleh Pemkab Garut.
"Sopir ini tiap hari bertemu dengan banyak orang. Tapi tidak ada perlindungan yang diberikan. Jangan sampai nantinya malah muncul klaster angkutan umum," ujarnya.
• Seorang Perempuan Ditemukan Tewas di Kolong Jembatan di Sumedang, Langsung Dilakukan Rapid Test
Kekhawatiran muncul klaster baru dalam penyebaran Covid-19 dari angkutan umum bisa saja terjadi. Hingga saat ini, awak angkutan di Kabupaten Garut belum pernah sekalipun menjalani tes swab.
"Jika semua sopir dites swab, bisa jadj ada yang positif. Mereka selama ini sering interaksi dengan masyarakat banyak tapi perlindungan tidak ada," ucapnya.