Mengenal Apa Itu Fenomena Ekuinoks, Apakah Berdampak Negatif Bagi Manusia? Ini Penjelasan Ahlinya

Ekuinoks amerupakan fenomena astronomi yang terjadi ketika matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa dan hanya terjadi dua kali dalam setahun.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Yongky Yulius
Pixabay.com
Ilustrasi langit saat equinox 

TRIBUNJABAR.ID - Satu lagi fenomena yang bakal terjadi di 2020 ini, yaitu peristiwa ekuinoks.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyebut, fenomena tersebut terjadi pada 22 September.

Lantas, apa itu yang dimaksud dengan fenomena ekuinoks?

Besok 22 September, Fenomena Ekuinoks Terjadi di Indonesia, Ternyata Jadi Pertanda Hal Ini

Ekuinoks amerupakan fenomena astronomi yang terjadi ketika matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa dan hanya terjadi dua kali dalam setahun.

Berdasarkan rilis dari BMKG, pada saat fenomena ini berlangsung, seluruh bagian bumi akan memiliki durasi siang dan malam yang relatif sama.

Fenomena ekuinoks sendiri biasanya terjadi sekitar tanggal 20 Maret hingga 21 Maret dan tanggal 22 September hingga 23 September.

logo bmkg
logo bmkg (bmkg)

Ekuinoks terjadi ketika matahari menyeberangi ekuator menuju ke selatan.

Peristiwa tersebut, dijelaskan oleh Kepala Pusat Sains Antartika LAPAN Clara Y. Yatini, terjadi ketika lintasan matahari tidak sejajar dengan rotasi.

Akibat hal itu, matahari tampak bergerak ke utara, ke salatan, dan pada 22 September, matahari tepat berada di atas ekuator dan menuju ke selatan.

"Dan pada saat ini, disebut sebagai autumnal equinox, karena di mana belahan utara bumi akan memasuki musim gugur. Sementara belahan selatan akan mengalami musim semi," ujar Clara, dikutip TribunJabar.id dari antaranews.com.

Dua Hari Lagi Fenomena Alam Ekuinoks Akan Terjadi di Indonesia, Apa Dampaknya?

Sementara itu, laman infoastronomy.org menyebut, fenomena ekuinoks ini adalah peristiwa biasa.

Jadi, peristiwa tersebut tak memiliki dampak negatif sama sekali.

Masih menurut BMKG, satu di antara dampak yang ditimbulkan dari fenomena ekuinoks tersebut adalah terjadinya peningkatan suhu udara yang biasanya berkisar 34,0 derajat celsius hingga 37,5 derajat celsius.

Meski demikian, dijelaskan BMKG, peningkatan suhu udara yang membuat cuaca terasa panas dan terik merupakan hal alamiah dan biasa terjadi.

Masyarakat diimbau untuk tak percaya dengan hoaks yang mengiringi fenomena ini, misal yang menyebutkan bahwa ekuinoks adalah serangan panas atau heatstroke yang menyebabkan seseorang pingsan dan bisa mengalami kegagalan organ dalam.

Tanggal 22 September 2020 Ada Fenomena Langit Ekuinoks di Indonesia, Apakah Berdampak Berbahaya?

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved