VIDEO Petani Majalengka Biarkan Sayuran Membusuk di Kebun daripada Dijual Tapi Nombok

"Kalau dijual rugi, kalau tidak dijual rugi juga. Tapi mending dibiarkan untuk nantinya dijadikan pupuk daripada dijual tapi nombok"

Penulis: Eki Yulianto | Editor: yudix

Dijelaskan Tatang, anjloknya harga jual sejumlah tanaman dari petani ke para pedagang di pasar, diyakini karena turunnya permintaan pembeli.

Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19 saat ini, pengunjung di pasar otomatis berkurang yang mana menyebabkan para pedagang di pasar menurunkan pasokan bahan jualnya kepada para petani.

 "Dampak dari pandemi, dari wabah ini begitu terasa oleh para petani. Soalnya permintaan dari pasar-pasar besar juga biasanya banyak yang minta full, sekarang mah setengahnya," jelas dia.

Harga Anjlok, Petani di Lembang Bagi-Bagi Tomat Gratis ke Pengguna Jalan

Petani lainnya, Idad (43) mengaku dirinya terpaksa membiarkan tanaman tomat yang selama ini ia tanam membusuk di kebun lantaran harga jualnya yang anjlok.

Ia pun harus merugi hingga jutaan rupiah jika tetap menjual ribuan tomat ke para pengepul di pasar.

 "Kalau dijual rugi, kalau tidak dijual rugi juga. Tapi mending dibiarkan untuk nantinya dijadikan pupuk daripada dijual tapi nombok. Biasanya kalau harga normal untung hingga Rp 9 juta untuk menjual tomat sebanyak 3 ton," ujar Idad yang memiliki kebun tomat seluas 4000 meter per segi.

Ia hanya berharap, harga jual tanaman dari petani bisa kembali pulih sehingga, bisa menutupi biaya produksi yang selama ini mereka keluarkan.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Petani Majalengka Biarkan Sayuran Membusuk di Kebun daripada Dijual Tapi Nombok, https://jabar.tribunnews.com/2020/09/17/petani-majalengka-biarkan-sayuran-membusuk-di-kebun-daripada-dijual-tapi-nombok.
Penulis: Eki Yulianto
Editor: Adityas Annas Azhari  
Video Editor: Wahyudi Utomo

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved