Menengok Kampung Anyaman Bambu di Sumedang, Warga Lestarikan Kerajinan Warisan Nenek Moyang

Mereka memanfaatkan bambu yang dijadikan bahan baku kerajinan ini dari kebun yang tak jauh dari wilayah tersebut

Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin
Warga Dusun Pangaroan saat menunjukan kerajinan bambu. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Dusun Pangaroan, Desa Cipanas, Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang hingga hingga saat ini masih tetap terkenal dan eksis dengan sebutan Kampung Anyaman Bambu.

Hal itu karena di era modern seperti ini masih banyak warga Dusun Pangaroan yang memproduksi kerajinan anyaman dan pernak pernik dari bahan bambu, seperti kipas bambu, tempat nasi, wadah rumput, wadah padi dan gantungan kunci.

Bahkan, pembuatan kerajinan itu disebut-sebut warisan nenek moyang dan sudah bertahan sejak puluhan tahun, sehingga warga disana sudah piawai dalam membuat berbagai kerajinan yang terbuat dari bambu itu.

BLT Rp 600 Ribu Tahap II Cair Kamis Ini, Benarkah? Berikut Kata Ibu Menaker Juga Ada Posko Pengaduan

Mereka memanfaatkan bambu yang dijadikan bahan baku kerajinan ini dari kebun yang tak jauh dari wilayah tersebut, sehingga mereka tidak sulit untuk mendapatkan bahan bakunya.

"Kerajinan bambu ini memang sudah ada sejak zaman dahulu, dan sekarang dilanjutkan oleh anak dan cucunya sebagai warisan leluhur," ujar Kepala Dusun Pangaroan, Ihun (40) di Dusun Pangaroan, Senin (31/8/2020).

Namun, dirinya tidak tahu secara pasti kapan kerajinan ini mulai ada. Tetapi, kata dia, yang pasti kerajinan bambu ini sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu.

"Saya juga turun temurun dari orang tua juga, saya hanya ingin meneruskan saja," kata pria yang juga sebagai pengrajin anyaman bambu ini.

Dari usaha ini, sekitar 50 orang pengrajin bambu bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, mereka juga bisa tetap melestarikan usaha warisan tersebut.

Inilah 3 Zodiak yang Sukses dan Produktif di Bulan September 2020, Bagi Taurus Bulan yang Terbaik

Untuk itu, Ihun bersama warga lainnya sepakat akan terus menegmbangkan potensi yang ada dengan terus memproduksi anyaman bambu terutama alat rumah tangga agar warisan leluhur ini tidak hilang dimakan zaman.

"Sebagai penerus ingin menggali potensi-potensi yang ada di lingkungan Desa Pangaroan terutama di bidang anyaman," ucap Ihun.

Ia mengatakan, untuk satu jenis kerajinan berukuran seperti tempat nasi misalnya, satu orang warga bisa memproduksi sebanyak tiga buah kerajinan dalam waktu satu hari.

Untuk kerajinan bambu tersebut harganya dijual dengan harga 15 ribu hingga Rp 25 ribu tergantung ukuran dari barang yang sudah dipesan pembeli.

"Pemasarannya selama ini melalui online, dan sisanya dititipkan di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sumedang untuk membantu di promosikan sekaligus dijual," katanya.

Ihun mengatakan, selama proses pembuatan, tidak ada kendala karena untuk bahannya masih banyak pohon bambu yang saat ini masih dibudiyakan oleh leluhur atau nenek moyangnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved